Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Italia mengumumkan rencana untuk mengatur batas harga
masker dan memperbanyak tes antibodi menjelang rencana pencabutan status karantina (
lockdown) terkait pandemi virus corona (
Covid-19).
Setelah sempat diperpanjang,
lockdown Italia rencananya dicabut statusnya pada 3 Mei mendatang.
"Kami akan mengatur harga maksimal dari masker muka yang dijual di pasar," ujar Komisioner Respons Darurat Italia Domenico Arcuri, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (25/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata dia, sesuai pernyataan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, tes serologi untuk mengetahui sistem kekebalan tubuh atau imunitas orang pun akan diperbanyak. Negara itu ingin tahu jumlah warganya yang memiliki kekebalan tubuh atas virus corona.
Tes serologi itu sudah dilakukan, di mana wilayah yang paling pertama mengerjakannya adalah kawasan Lombardi, di utara kota Milan. Tes serologi di kawasan Lombardi itu dimulai sejak Kamis (23/4) lalu.
Selanjutnya, kata Arcuri, sebanyak 150.000 alat tes antibodi sudah didistribusikan ke seluruh Italia yang memiliki 20 wilayah tersebut. Ia mengatakan tes serologi masif secara nasional di negara itu akan dimulai pada 4 Mei 2020 atau sehari setelah pencabutan masa
lockdown.Arcuri sendiri mengklaim alat tes serologi yang disebar itu memiliki tingkat akurasi hingga 95 persen.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan belum ada bukti mengenai kekebalan seseorang dari virus corona, termasuk apakah seseorang yang sudah sembuh tak bisa terinfeksi lagi.
Italia telah menerapkan
lockdown akibat corona sejak 9 Maret lalu atau sudah sekitar empat pekan.
Italia adalah negara dengan angka kasus Covid-19, serta kematian, tertinggi di Eropa, atau kedua di tingkat global setelah Amerika Serikat.
Situs khusus Covid-19 milik WHO mendata jumlah kasus positif di negara itu mencapai 192.994, di mana 25.969 meninggal.
Sementara itu, mengutip dari kantor berita Italia,
ANSA, Departemen Perlindungan Sipil menyatakan saat ini jumlah pasien yang sudah sembuh lebih dari 60 ribu orang, di mana pada Kamis lalu ada 2.992 orang lebih dinyatakan sembuh.
(afp/kid)
[Gambas:Video CNN]