Milisi Kurdi Tolak Tanggung Jawab Bom Suriah

CNN Indonesia
Jumat, 01 Mei 2020 02:47 WIB
ilustrasi ledakan
Ilustrasi ledakan. (Istockphoto/ DKosig)
Jakarta, CNN Indonesia -- Milisi Kurdi menolak bertanggung jawab sebagai pelaku teror bom di Afrin, Suriah yang menyebabkan lebih dari 50 orang meninggal dunia.

Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mazlum Kozambi menyebut ledakan di Afrin sebagai aksi terorisme dan balik menuding pasukan yang didukung Turki sebagai pihak yang bertanggung jawab. Sebelumnya, Turki menuding SDF sebagai pelaku aksi tersebut.


"Hal yang terjadi di Afrin kemarin merupakan aksi terorisme yang terkutuk yang menyebabkan banyak nyawa hilang."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inilah aksi kriminal yang disebabkan kebijakan penghancuran yang dibawa oleh pendudukan Turki dan tentara bayarannya," kata Kobane dalam akun twitter miliknya, dikutip dari Al Monitor.

Dewan Demokratik Suriah yang juga jadi bagian dari SDF turut mengutuk aksi yang mengakibaktkan korban jiwa dari warga biasa tersebut.

"Kami juga berharap komunitas internasional ikut bertanggung jawab terhadap masalah di Suriah dan bekerja untuk mengakhiri pendudukan Turki pada kota Afrin dan area lainnya yang mereka kuasai," tulis mereka dalam pernyataan resmi.

Pada Selasa, sebuah truk bermuatan bahan peledak meledak di Afrin, menimbulkan setidaknya 52 korban jiwa. Menurut laporan Badan Hak Asasi Manusia Suriah yang bermarkas di Inggris, tak hanya pejuang yang meninggal, melainkan juga warga biasa dan anak-anak.

Ledakan tesebut menimbulkan kebakaran besar di area tersebut lantaran api membakar kendaraan dan gedung yang ada di sana.

Pasukan Perlindungan Kurdi (YPG)juga membantah jadi pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

"Sejumlah pihak yang menguasai Afrin menunjuk YPG sebagai pihak yang bertanggung jawab tanpa melakukan konfirmasi atas hal itu. Kami benar-benar tak berhubungan dengan insiden yang terjadi," kata YPG dalam pernyataan resmi mereka.


YPG sempat menguasai Afrin pada 2012. Amerika Serikat mendukung YPG untuk memerangi ISIS. Turki dan pasukan pemberontak Suriah kemudian mengambil alihb Afrin pada 2018, membuat para milisi kurdi melarikan diri. Konflik Turki dengan YPG juga kembali terjadi ketika Turki melakukan invasi di timur laut Suriah pada 2018. (ptr/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER