Jalan Italia Akhiri Lockdown Virus Corona

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2020 13:21 WIB
Workers arrive at the Sevel plant of Atessa, Central Italy, Monday, April 27, 2020. Italian factories, construction sites and wholesale supply businesses can resume activity as soon as they put safety measures into place aimed at containing contagion with COVID-19. This concession comes with partial easing of national lockdown restrictions announced Sunday night by Italian Premier Giuseppe Conte. (Cecilia Fabiano/LaPresse via AP)
Ilustrasi virus corona di Italia. (Cecilia Fabiano/LaPresse via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan penguncian wilayah di Italia resmi berakhir hari ini, Senin (4/5). Pemerintah mengizinkan warga kembali beraktivitas dengan sejumlah aturan dan protokol pencegahan virus corona.

Sembilan pekan Italia dikunci total untuk menekan penyebaran virus corona. Dua bulan lebih warga dikurung di rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Namun sampai saat ini Italia masih menjadi negara kedua dengan kematian akibat corona terbanyak di dunia, tepat di bawah Amerika Serikat. Ada 210.717 kasus positif corona di Italia, 28.884 kematian, dan 81.654 pasien sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Virus serupa SARS itu masuk ke Italia akhir Januari lalu, dan sejak itu jumlahnya terus bertambah tanpa bisa dikendalikan. Dalam sehari, ratusan orang meninggal dunia. Negeri Piza terpapar parah corona.

Awalnya, lockdown hanya berlaku di kawasan utara Italia, tapi kemudian diperluas hingga ke seluruh penjuru negara sejak 9 Maret.

Bahkan lonjakan kasus dan kematian masih terus terjadi di tengah kebijakan lockdown atau penutupan total yang diberlakukan Perdana Menteri Giuseppe Conte.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Sejumlah ahli kesehatan hingga dokter menganggap ada beberapa faktor yang menyebabkan Italia menjadi sarang virus corona, mulai dari ketidakpatuhan warga hingga jumlah populasi lansia di negara Eropa tersebut.

Sekelompok ahli medis yang dikirimkan ke Italia mengatakan awalnya kebijakan karantina dan lockdown yang diterapkan PM Conte, terutama di wilayah utara, terlalu longgar.


Wakil Presiden Palang Merah China, Sun Shuopeng, menuturkan masih banyak warga yang tak menuruti aturan karantina dan social distancing (menjaga jarak).

"Di sini, di Milan, salah satu area paling terdampak wabah Covid-19, penerapan kebijakan lockdown sangat longgar. Saya bisa melihat transportasi publik beroperasi, orang-orang masih bepergian, berkumpul di hotel, dan mereka tidak menggunakan masker sama sekali," ucap Sun, salah satu praktisi kesehatan yang dikirim ke Milan untuk membantu penanganan wabah seperti dilansir dari South China Morning Post.

Tingginya jumlah generasi tua dinilai menjadi salah satu faktor utama penyebab kematian akibat Covid-19 di Italia. Sebanyak 23 persen dari total populasi Italia memang lansia berusia di atas 65 tahun. Italia merupakan negara kedua dengan jumlah populasi lansia terbesar saat ini setelah Jepang.

Semua alasan-alasan itu yang akhirnya membuat Pemerintah Italia menutup semua perbatasan. Warga harus berdiam diri di rumah. Seluruh kegiatan dihentikan, termasuk upacara keagamaan, pernikahan dan pemakaman.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Militer dikerahkan untuk memastikan aturan lockdown ini dipatuhi. Upaya tersebut mulai menemukan titik terang ketika jumlah pasien sembuh di Italia melebihi angka kematian pada awal April.

Didukung sistem kesehatan mumpuni, Italia pada pertengahan April untuk pertama kali mencatatkan kematian terendah akibat virus corona, sekaligus menegaskan bahwa wabah di negara itu telah melewati puncak.

Sistem kesehatan Italia memang menjadi salah satu yang terbaik di Eropa. Selain menyediakan berbagai layanan kesehatan, Italia juga menjamin biaya hampir seluruh fasilitas kesehatan.

Salah seorang WNI di Italia, Rieska Wulandari, turut menyaksikan cepatnya peningkatan kasus corona di sana. Dia menilai langkah yang dilakukan pemerintah Italia dalam menanggapi virus corona sudah tepat.

"Italia justru antisipatif dan proaktif, sebab jumlah yang di rawat di rumah hampir sama banyaknya dengan yang dirawat di rumah sakit," kata Rieska pada Maret lalu.

Menurut dia, meski jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Italia terhitung tinggi, namun pemerintah aktif menelusuri orang yang berhubungan dengan pasien-pasien sebelumnya.

Kian hari penambahan kasus Covid-19 menunjukkan penurunan. Pada Minggu (3/5), terdapat 1.389 kasus positif baru, menurun dari hari sebelumnya sebanyak 1.900. Angka kematian pada Minggu tercatat sebanyak 174 orang, terendah sejak dua bulan lalu.


Warga Italia telah menunggu lama datangnya hari ini. Mereka antusias menyambut pelonggaran lockdown, menghirup udara bebas.

"Akan ada kebahagiaan luar biasa karena bisa berlari lagi tanpa beban," kata seorang warga bernama Stefano Milano saat diwawancara di Roma seperti dikutip dari AFP.

Pemerintah sejak jauh hari mengingatkan tidak menutup kemungkinan ada karantina lokal jika peningkatan kasus positif Covid-19 terjadi lagi. (dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER