Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Iran pada Kamis (22/5) kemarin memutuskan melarang seluruh kegiatan bepergian, termasuk pulang kampung, saat libur hari raya
Idul Fitri untuk mencegah penyebaran
virus corona (Covid-19).
Seperti dilansir
AFP, Jumat (22/5), kebijakan itu diambil setelah kembali terjadi kenaikan kasus infeksi virus corona di Iran.
"Keprihatinan kami adalah kembali terjadi kenaikan kasus di negara ini karena penduduk tidak mematuhi peraturan. Jadi saya meminta kepada seluruh warga Iran, jangan bepergian saat libur Idul Fitri. Jika bepergian maka dikhawatirkan terjadi lagi infeksi Covid-19," kata Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idul Fitri di Iran kemungkinan besar jatuh pada Minggu (25/5) mendatang, tidak jauh berbeda dari Indonesia.
Menurut juru bicara Kemenkes Iran, Kianoush Jahanpour, sampai saat ini jumlah kasus virus corona di negara itu mencapai 129.341 orang. Sebanyak 7.249 di antaranya meninggal.
Iran masih menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di kawasan Timur Tengah.
Jahanpour mengatakan penambahan kasus tersebut diakibatkan masyarakat di daerah yang menjadi pusat penyebaran tidak mengikuti anjuran pemerintah, seperti menjaga jarak atau tidak bepergian jika tidak ada urusan mendesak.
"Di provinsi Khuzestan dan sejumlah provinsi lain terus terjadi penambahan kasus, dan kami menemukan para penduduk tidak menjalankan perintah pemerintah," kata Jahanpour.
Kasus pertama virus corona di Iran terdeteksi pada 19 Februari lalu, di kota suci kaum Syiah, Qom.
Pemerintahan Presiden Iran, Hassan Rouhani, dihujani kritik karena dianggap lamban bertindak hingga akhirnya virus corona menyebar ke seluruh negeri.
(ayp/ayp)
[Gambas:Video CNN]