Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Negara Bagian Minnesota,
Amerika Serikat, Tim Walz, meminta bantuan lebih banyak pasukan garda nasional, Sabtu (30/5).
Tambahan pasukan itu dimaksudkan untuk mengantisipasi demonstrasi solidaritas George Floyd berujung ricuh lagi seperti yang terjadi pada Jumat (29/5).
Seperti dilansir
AFP, Walz telah memobilisasi seluruh kekuatan Garda Nasional di Minnesota, yakni 13.000 orang. Bukan hanya itu, Walz disebutkan sudah berbicara pula dengan Departemen Pertahanan AS (Pentagon).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walz mengatakan akan tetap mendukung protes damai solidaritas Floyd--warga kulit hitam AS--yang tewas karena diinjak polisi pada Senin lalu
Namun, kata dia, berkaca apa yang terjadi pada Jumat lalu adalah ada sekelompok demonstran--yang bukan berasal dari kota Minneapolis mengambil kesempatan melakukan perusakan di tengah demonstrasi.
Untuk itu, Walz pun meminta kepada warga kota itu agar tetap di dalam rumah ketika malam tiba. Hal itu, kata dia, agar tak dibuat menjadi kesempatan oleh para 'pengacau'.
"Akan sangat berbahaya situasi di jalanan malam ini," kata Walz.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan militer negara itu ke negara bagian Minnesota untuk meredam rusuh yang berawal dari aksi solidaritas kematian George Floyd.
"Kami sudah mempersiapkan militer kit,a akan dan bisa [dikerahkan] jika mereka [Minnesota] ingin memanggil militer kami. Kami bisa menempatkan prajurit kami di lapangan dengan sangat cepat, jika mereka ingin militer kami," ujar Trump, Sabtu (30/5) seperti dilansir
CNN.Sementara itu, seorang sumber di Dephan AS mengatakan unit polisi militer dari Fort Riley di Kansas, Fort Bragg di North Carolina, dan Fort Drum di New York disebut telah mendapatkan pesan untuk bersiap menerima penempaan jika Gubenur Minnesota Tim Walz menghendakinya.
Diketahui aksi protes yang berawal dari menyuarakan solidaritas atas kematian Floyd telah berbuah menjadi rusuh.
(kid)
[Gambas:Video CNN]