Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (
WHO) melanjutkan lagi uji coba klinis
hydroxychloroquine atau obat malaria untuk mengobati pasien terinfeksi
virus corona. Penggunaan hydroxycloroquine dianggap sebagai pengobatan potensi untuk pasien
Covid-19.
WHO pada 25 Mei lalu sempat menghentikan sementara uji klinis hydroxychloroquine. Keputusan tersebut muncul setelah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan bahwa hydroxychloroquine dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien Covid-19.
Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, menyatakan bahwa keputusan menghentikan uji coba tersebut merupakan tindakan sementara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kini Solidarity Trial, kelompok program WHO untuk pengujian klinis terapi Covid-19 memutuskan untuk melanjutkan uji klinis hydroxycloroquine.
Solidarity Trial saat ini telah menerima permintaan dari ratusan rumah sakit di seluruh dunia untuk pengobatan potensial bagi pasien terinfeksi virus corona. Diketahui lebih dari 3.500 pasien di 35 negara dikabarkan terlibat dalam uji coba ini.
"Minggu lalu, kelompok eksekutif dari Solidarity Trial memutuskan untuk menghentikan sementara uji klinis hydroxycloroquine karena khawatir efek samping yang timbul dari penggunaan obat," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual seperti mengutip
AFP. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Ghebreyesus mengatakan keputusan tersebut diambil sebagai tindakan pencegahan sementara selama proses peninjauan data tingkat kematian pasien Covid-19.
Setelah proses peninjauan, ia mengatakan kelompok eksekutif menerima rekomendasi dari Solidarity Trial untuk melanjutkan kembali uji klinis penggunaan hydroxycloroquine.
[Gambas:Video CNN]"Kelompok eksekutif telah berkomunikasi dengan pihak penyelidik dalam persidangan dan memutuskan untuk melanjutkan kembali uji klinis hydroxychloroquine bagi pasien terinfeksi corona," ungkapnya.
"Komite akan terus memantau dan memastikan keamanan terhadap semua pengujian klinis ini.
Hydroxychloroquine selama ini digunakan untuk mengobati malaria, juga autoimun seperti radang sendi. Akan tetapi sejumlah kalangan, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan obat tersebut untuk mencegah dan mengobati virus corona.
Bahkan Trump mendorong pemerintah untuk membeli dalam jumlah besar.
Menteri kesehatan Brasil juga merekomendasikan penggunaan hydroxychloroquine, serta anti-malaria chloroquine, untuk mengobati pasien Covid-19.
(afp/evn)