107 Orang Tewas Tersambar Petir di India dalam Dua Hari

CNN | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jun 2020 02:59 WIB
Ilustrasi badai petir
Ilustrasi petir. (Pixabay/sethink)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 107 orang dilaporkan tewas akibat tersambar petir di dua negara bagian India dalam dua hari terakhir.

Menurut pejabat Badan Manajemen Bencana Uttar Pradesh, Aditi Umrao, sebanyak 24 orang meninggal dunia akibat tersambar kilat dalam 24 jam terakhir di negara bagian itu.

Sementara itu, sebanyak 83 orang lainnya tewas akibat hal serupa di negara bagian Bihar pada Kamis (25/6).

Badan Manajemen Bencana Bihar menuturkan sebagian besar korban sambaran petir di wilayahnya terdapat di distrik Gopalganj dengan total 13 korban. Sementara itu, 73 korban lainnya tersebar di 22 area di negara bagian tersebut.


Seorang pejabat Badan Manajemen Bencana Bihar, Sandeep Kumar, menuturkan pemerintah negara bagian akan memberikan kompensasi US$5.300 bagi seluruh keluarga korban.

Dilansir CNN, Perdana Menteri Narendra Modi menganggap ratusan kematian ini sebagai insiden tragis selama musim hujan ini.

"Saya mengungkapkan duka cita yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan karena bencana ini," kata Modi.


India dan sejumlah negara lainnya di Asia Selatan rentan terkena risiko tinggi sambaran petir selama musim hujan terutama di bulan Mei dan Juni setiap tahunnya.

Menurut data pemerintah India, sebanyak 2.885 orang meninggal akibat sambaran petir pada 2017 lalu dan 2.357 pada 2018 lalu.

Di negara bagian Uttar Pradesh, 239 orang tewas akibat kilat pada 2019 lalu. Sejak 1 April lalu, 139 tewas akibat tersambar petir di negara bagian tersebut.

Sebagian besar korban sambaran petir ini merupakan kalangan petani yang kerap berada di luar ruangan seperti ladang dan kebun ketika hujan muson tiba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infografis Menghindari Sambaran Petir

Para petani India selalu berupaya menanam benih tanaman ketika mendekati hujan atau bahkan ketika hujan tiba. Sebab, jika mereka menanam benih tanaman terlalu jauh dengan hujan risiko tanaman mati jauh lebih besar.

Karena itu, para petani kerap berada di ladang bahkan ketika hujan badai berlangsung.

Perekonomian India memang cukup bergantung dengan hasil tani. Karena itu, para petani India sangat mengandalkan musim hujan muson yang berlangsung antara Juni-September lantaran sebagian perkebunan dan pertanian tidak terhubung dengan sistem irigasi.

(rds/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER