Hamas dan Fatah Bersatu Tolak Rencana Aneksasi Tepi Barat

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2020 08:23 WIB
Palestinian women chant slogans and flash victory signs as they demonstrate against Israeli plans for the annexation of parts of the West Bank, in Gaza City, Wednesday, July 1, 2020. (AP Photo/Khalil Hamra)
Penduduk di Jalur Gaza berunjuk rasa menolak rencana Israel mencaplok sebagian Tepi Barat. (AP/Khalil Hamra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua partai politik dan kelompok gerakan perjuangan Palestina, Hamas dan Fatah, menyatakan akan bersatu untuk menentang rencana Israel yang hendak melakukan aneksasi sebagian kawasan Tepi Barat.

Seperti dilansir Associated Press, Jumat (3/7), Hamas dan Fatah menyatakan akan mengerahkan segala upaya untuk menghalangi rencana Israel.


"Kami (Hamas dan Fatah) bersatu dan akan menentukan strategi di lapangan untuk menghadapi Israel. Seluruh pilihan terbuka jika Israel memulai aneksasi dan menutup pintu bagi solusi dua negara," kata Sekretaris Komite Pusat Fatah, Jibril Rajoub, dalam jumpa pers di Ramallah.

"Jika kami terdesak, kami tidak akan pernah menyerah," ujar Rajoub.

Sementara itu, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh al-Arouri, menyatakan mereka juga menolak rencana pencaplokan Tepi Barat.

"Kami menyatakan dalam jumpa pers ini tentang posisi politik Fatah dan Hamas dan faksi lainnya, serta kami meminta semua puhak bergabung untuk menentang rencana pencaplokan," ujar Saleh.


"Kita harus mempertahankan rakyat kita dari serangan para pemukim. Kita harus melindungi penduduk kita dari serangan penjajah, maka dari itu kami akan berupaya menggunakan seluruh cara untuk melawan rencana aneksasi," kata Saleh.

Hubungan Hamas dan Fatah selama ini tidak pernah harmonis. Bahkan, sejumlah upaya perdamaian di antara keduanya belum berhasil dilakukan.

Israel berencana mencaplok 30 persen wilayah Tepi Barat. Sedangkan sisanya akan diberikan kepada Palestina.

Akan tetapi, rencana itu ditentang oleh banyak pihak termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bahkan sekutu Israel seperti Inggris dan Jerman juga keberatan dengan rencana itu.

Seharusnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan pencaplokan itu pada 1 Juli lalu. Namun, target itu meleset karena diduga ada gejolak politik di dalam negeri Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infografis Hasrat Israel Caplok Tepi Barat


Salah satu pihak yang tidak sepakat dengan rencana aneksasi adalah Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Dia mengatakan Israel harus fokus membenahi perekonomian yang lesu akibat pandemi virus corona.

(associated press/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER