Koalisi Arab Saudi Tembak Jatuh 2 Rudal dan Enam Drone Houthi

CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2020 20:19 WIB
Smoke rises from the the Syrian town of Ain al-Arab, known as Kobane by the Kurds, after a strike from the US-led coalition as it seen from the Turkish-Syrian border in the southeastern village of Mursitpinar, Sanliurfa province, on October 14, 2014. Turkey on October 13 denied it struck a deal with Washington allowing US forces to use Turkish air bases for bombing raids against Islamic State (IS) militants inside Syria but confirmed it had agreed to help train Syrian rebels.
AFP PHOTO / ARIS MESSINIS / AFP PHOTO / ARIS MESSINIS
Ilustrasi serangan udara. (AFP PHOTO / ARIS MESSINIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Koalisi militer Arab Saudi menghancurkan dua rudal balistik dan enam pesawat nirawak (drone) yang diluncurkan kelompok pemberontak Houthi di Yaman pada Senin (13/7).

Sejumlah rudal dan drone itu meluncur mengarah ke Arab Saudi.

"Rudal dan pesawat tak berawak diluncurkan oleh milisi Houthi yang didukung Iran dan menargetkan warga dan infrastruktur sipil Saudi," ucap juru bicara koalisi militer tersebut, Kolonel Turki Al-Maliki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Maliki menambahkan serangan rudal dan drone itu diluncurkan dari ibu kota Yaman, Sanaa. Ia menuturkan milisi Houthi terus menggencarkan serangan udara ke Saudi dalam beberapa waktu terakhir.

Dikutip Gulf News, Al-Maliki menganggap pasukan koalisi berhasil menggagalkan hampir seluruh ancaman serangan udara Houthi tersebut melalui pantauan dari dalam wilayah yang dikontrol kelompok pemberontak itu.

Saudi telah lama menjadi sasaran puluhan serangan udara dari kelompok pemberontak Houthi pada 2019. Salah satu serangan itu mengenai situs tambang minyak raksasa Saudi, Aramco, yang menghancurkan setengah dari total produksi minyak negara.

Houthi mengklaim serangan ke situs Aramco itu, namun Amerika Serikat menuturkan ada campur tangan Iran dalam insiden itu, di mana rudal yang digunakan Houthi merupakan rudal jelajah milik Teheran.

Ketegangan antara Saudi dan Houthi terus memanas terutama dalam perang sipil di Yaman yang pecah sejak 2014 lalu.

Saudi mulai turun tangan dalam perang sipil di Yaman pada 2015 lalu demi membantu pemerintahan Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi mendepak Houthi yang berhasil menguasai Ibu Kota Sanaa.

Perang sipil di Yaman diperkeruh ketika Iran dilaporkan mendukung kelompok Houthi. Konflik di Yaman pun disebut-sebut sebagai perang pion atau proxy war antara Saudi dan Iran di Timur Tengah.

Puluhan ribu rakyat Yaman meninggal akibat perang tersebut. Yaman bahkan didera krisis kelaparan dan wabah kolera sampai hari ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap konflik yang telah berjalan selama empat tahun di Yaman ini sebagai krisis kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah.

Nahasnya, konflik di Yaman kerap kali terlupakan oleh komunitas internasional, terutama di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER