Pasukan Armenia dan Azerbaijan saling serang di kawasan perbatasan hingga menelan korban jiwa seorang jenderal.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (147), dilaporkan pertempuran yang terjadi di antara kedua negara merenggut nyawa enam prajurit dan seorang jenderal Azerbaijan. Sampai saat ini korban meninggal di pihak Azerbaijan mencapai 11 orang.
Sedangkan Armenia menyatakan dua serdadu mereka meninggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baku tembak antara militer kedua negara terjadi sejak 12 Juli. Seorang penduduk sipil Azerbaijan meninggal akibat bombardir meriam Armenia.
Armenia dan Azerbaijan berperang memperebutkan kawasan Nagorno-Karabakh. Wilayah itu adalah milik Azerbaijan yang diduduki oleh milisi etnis yang didukung Armenia, sejak perang di wilayah itu berakhir pada 1994.
Kedua negara memang kerap bertempur di kawasan tersebut. Konflik kali ini dinilai semakin meningkat sejak pertikaian yang terakhir kali terjadi empat tahun lalu.
Saat itu sejumlah pasukan dari kedua negara meninggal dalam pertempuran selama empat hari.
Pertempuran kali ini dipicu saat tentara Armenia dan Azerbaijan terlibat kontak senjata di kawasan utara perbatasan kedua negara. Para pejabat di kedua negara justru saling menyalahkan dan sampai saat ini bombardir meriam secara acak juga masih terjadi.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan dua perwira tinggi, yakni Mayjen. Polad Hashimov dan Kolonel Ilgar Mirzayev, meninggal dalam pertempuran pada hari ini bersama dengan lima prajurit.
Armenia menuding Azerbaijan meluncurkan serangan menggunakan pesawat nirawak (drone) di kota Berd, Provinsi Tuvush. Mereka menuduh Azerbaijan menyasar fasilitas umum.
Juru bicara Kemenhan Armenia, Shushan Stepanyan, menyatakan mereka berhasil menembak jatuh sebuah drone milik Azerbaijan.
Selain itu, Armenia menuduh Azerbaijan menggelar serangan siber dengan sasaran situs pemerintah.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menyatakan Azerbaijan yang memicu pertempuran. Dia memperingatkan bahwa jika itu terus terjadi maka Azerbaijan harus menanggung akibatnya.
Sementara itu, Presiden Azerbaijan, Ilhan Aliyev, menyatakan Armenia melakukan provokasi dan bersumpah bakal mempertahankan wilayah kedaulatan mereka.
Turki yang memiliki kedekatan budaya dan etnis dengan Azerbaijan mendukung mereka dalam konflik dengan Armenia.
Amerika Serikat dan Rusia yang tergabung dalam Lembaga Keamanan dan Kerja Sama Eropa berusaha menjadi penengah konflik kedua negara. Mereka menyatakan mengecam aksi kekerasan dan meminta kedua belah pihak menahan diri.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengontak Armenia dan Azerbaijan sudah meminta kedua negara melakukan gencatan senjata.
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan mereka prihatin atas konflik bersenjata itu dan siap menjadi penengah.
(associated press/ayp)