Presiden Iran, Hassan Rouhani, melarang sementara penduduknya kegiatan yang melibatkan banyak orang, termasuk resepsi pernikahan, karena jumlah kasus infeksi virus corona (Covid-19) di negara itu kembali melonjak.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu (15/7), meski begitu Rouhani berkeras sektor ekonomi di Iran harus tetap berjalan.
Tak lama setelah itu, seorang pejabat polisi di Teheran mengumumkan penutupan semua gedung pernikahan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara bertahap, Iran telah melonggarkan penguncian wilayah (lockdown) sejak pertengahan April. Namun, baru-baru ini negara itu melaporkan lonjakan tajam kasus infeksi virus corona.
“Kita harus melarang upacara dan pertemuan di seluruh negeri, termasuk pernikahan atau pesta. Saat ini bukan waktunya untuk (menyelenggarakan) festival atau seminar,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Sima Sadat Lari, lewat siaran di stasiun televisi pemerintah.
Sima menambahkan, ujian masuk universitas kemungkinan juga akan ditunda.
Rouhani dan pejabat lainnya menyalahkan lonjakan infeksi terjadi lewat resepsi pernikahan dan pertemuan publik lainnya.
Penasehat Satuan Tugas Virus Corona Iran memperingatkan bahwa jika langkah-langkah pencegahan tepat tidak segera diambil, sekitar 50 hingga 60 ribu orang bisa meninggal akibat pandemi.
“Gelombang kedua yang akan terjadi pada musim gugur, akan jauh lebih mematikan,” kata seorang penasehat, Hossein Qenaati, menurut kantor berita ISNA.
Saat ini Iran sedang berjuang menghentikan penyebaran Covid-19. Pemerintah setempat khawatir bahwa langkah-langkah pencegahan yang ketat dapat menghancurkan ekonomi yang sudah terpuruk di bawah sanksi Amerika Serikat.
“Pilihan termudah adalah menghentikan semua (aktivitas kehidupan). Tapi kemudian orang akan turun ke jalan karena (mereka) kelaparan dan (menjadi) pengangguran,” kata Rouhani.
Hingga kini, total kasus virus corona di Iran sebanyak 262.173, 13.211 kematian, dan 225.270 orang dinyatakan sembuh.
(ans/ayp)