China menggelar tes massal di Xinjiang, usai ditemukan kasus baru infeksi virus corona pada Sabtu (18/7) lalu. Kasus baru tersebut memunculkan kekhawatiran masyarakat di provinsi paling barat tersebut, dilansir dari AFP, Senin(20/7).
Munculnya kasus-kasus baru itu menggambarkan kesulitan yang dihadapi pemerintah China dalam memberantas penularan corona yang mulai muncul di pusat kota Wuhan akhir tahun lalu sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Tes massal ini dilakukan setelah pihak berwenang membatasi sebagian besar penerbangan ke ibu kota Xinjiang, Urumqi serta menutup layanan kereta bawah tanah lokal dan angkutan umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umruqi telah mencatat 17 infeksi corona baru pada hari Sabtu, kata pihak berwenang dalam rapat.
"Seluruh kota telah memasuki 'masa perang', dan akan menangguhkan semua jenis kegiatan kelompok," kata seorang pejabat pada pertemuan itu, menurut laporan media pemerintah.
Xinjiang adalah salah satu daerah pertama yang mengizinkan siswa kembali ke sekolah pada akhir Maret setelah pihak berwenang menyatakan gelombang wabah Covid-19 berakhir.
Etnis Uighur dan Muslim Turki lainnya merupakan setengah dari populasi wilayah terpencil dan terkurung daratan tersebut.
Banyak dari mereka mengeluhkan penindasan politik dan agama selama puluhan tahun oleh Partai Komunis China yang berkuasa, yang kemudian dibantah pemerintah.
(osc)