Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyebaran virus corona tidak dipengaruhi oleh musim, dan menyanggah keyakinan yang menyebut bahwa musim panas dinilai lebih aman dari ancaman Covid-19.
"Musim tampaknya tidak mempengaruhi penularan virus ini," kata juru bicara WHO, Margaret Harris, kepada wartawan dalam jumpa pers virtual dari Jenewa, Swiss, seperti dilansir AFP, Rabu (29/7).
Dia menunjukkan bahwa beberapa negara yang paling terdampak saat ini berada di tengah-tengah musim yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat yang mengalami musim panas menjadi negara yang paling terpukul. AS mencatat hampir 148 ribu kematian dan lebih dari empat juta kasus.
Sementara Brasil yang sedang mengalami musim hujan menjadi negara paling parah kedua di dunia dengan lebih dari 87 ribu kematian.
Akan tetapi, Harris mengatakan "tampaknya ada gagasan bahwa virus ini bersifat musiman", dan Covid-19 akan muncul secara bergelombang.
"Yang kita semua perlu takutkan adalah ini merupakan virus baru... dan ini merupakan virus (yang menyerang) pernapasan. Meskipun virus pernapasan lain cenderung terjadi saat pergantian musim, (tapi virus) ini berbeda," kata Harris.
"Musim panas adalah sebuah masalah. Virus ini menyukai semua cuaca, terutama virus ini menyukai berpindah dari satu orang ke orang lain ketika kita melakukan kontak dekat," tambahnya.
Alih-alih mengharapkan virus corona bereaksi seperti virus lain yang lebih familiar, dia mengatakan orang-orang harus mengetahui bagaimana menghentikan transmisi Covid-19.
Lebih lanjut, ia mengatakan upaya pencegahan yang berhasil mencakup menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker yang sesuai, selalu menutup mulut saat bersin atau batuk, tetap di rumah ketika mengalami gejala Covid-19, melakukan isolasi, dan karantina.
(ans/ayp)