Serangkaian peristiwa terjadi pada Selasa (11/8) yang dirangkum dalam kilas internasional. Mulai dari penembakan di luar Gedung Putih yang membuat Trump mendadak dievakuasi hingga Rusia menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin corona tanpa melalui uji klinis.
Lihat juga:Kronologi Penembakan di Luar Gedung Putih |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendadak dievakuasi dari Gedung Putih di tengah konferensi pers pada Senin (10/8). Hal itu dilakukan setelah adanya penembakan di luar Gedung Putih.
"Ada penembakan di luar Gedung Putih dan tampaknya terkendali dengan sangat baik. Saya ingin berterima kasih kepada Dinas Rahasia karena melakukan pekerjaan mereka yang selalu cepat dan sangat efektif," kata Trump saat kembali ke ruang konferensi pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tak lama setelah ia kembali ke hadapan media, Dinas Rahasia AS menuliskan cuitan lewat Twitter. Dalam cuitannya, Dinas Rahasia mengonfirmasi ada penembakan di dekat Gedung Putih.
"Dinas Rahasia dapat mengonfirmasi telah ada seorang petugas yang terlibat penembakan di 17th Street dan Pennsylvania Avenue. Petugas penegak hukum ada di tempat kejadian," tulis Dinas Rahasia AS dalam cuitannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa penggunaan vaksin virus corona telah disetujui Selasa (11/8)
Dengan disetujuinya penggunaan vaksin ini, Putin mengatakan Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan hal tersebut.
"Pagi ini, untuk pertama kalinya di dunia, vaksin untuk melawan virus corona didaftarkan di Rusia," kata Putin lewat konferensi video yang disiarkan televisi didampingi jajaran kabinet seperti dikutip dari AFP.
Selanjutnya Rusia menyatakan akan segera memproduksi massal vaksin Covid-19 itu dan menghasilkan beberapa juta dosis per bulan pada tahun depan. Vaksin itu dilaporkan dibuat oleh Institut Gamaleya.
Tammy Duckworth menjadi salah satu yang digadang sebagai calon wakil presiden mendampingi Joe Biden dalam pemilu Amerika Serikat pada November mendatang.
Senator AS itu tercatat pernah tinggal di Indonesia dan mengenyam pendidikan di Jakarta Intercultural School. Dia bahkan fasih berbahasa Indonesia.
Dilansir dari Chicaco CBS Local, Duckworth mengaku akan membantu Biden dalam kapasitas apapun untuk memenangkan pilpres.
Dalam wawancara dengan "Fox News Sunday", Duckworth mengatakan Biden sangat berhati-hati untuk memilih siapa yang akan mendampinginya.
"Saya katakan bahwa dia (Biden) sangat berhati-hati mengenai siapa yang akan dia pilih. Tapi sekali lagi, semua wanita yang namanya disebutkan (sebagai kandidat) sejauh ini sungguh luar biasa," ujar Duckworth kepada pembawa acara Chris Wallace.
(evn)