Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan akan membalas setiap serangan yang menargetkan kapal Turki di perairan Mediterania yang disengketakan dengan Yunani, Kamis (13/8).
Ketegangan antara Turki dan Yunani meningkat ketika Ankara mengirim kapal penelitian seismik, Oruc Reis untuk menjelajahi pulau Kastellorizo Yunani pada Senin lalu.
Yunani pun menanggapinya dengan mengirimkan aset militernya sendiri ke daerah tersebut untuk memantau aktivitas Turki di perairan tersebut.
Dalam pidatonya, Erdogan menyiratkan bahwa kapal eksplorasi Oruc Reis milik mereka telah diserang.
"Kami memberi tahu mereka (Yunani), jangan berani-berani menyerang Oruc Reis kami. Anda akan membayar mahal jika menyerang Oruc Reis kami," ujar Erdogan.
Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut dalam pidatonya dan segera beralih ke topik lain.
Beberapa kapal kecil milik Angkatan Laut Turki diketahui mengawal kapal Oruc Reis saat berlayar di perairan Mediterania.
Helikopter militer pun turut berpatroli di wilayah udara kawasan itu. Oruc Reis dijadwalkan menyelesaikan misinya pada 23 Agustus.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Yunani membantah terlibat.
"Tidak ada insiden yang terjadi," kata seorang pejabat pertahanan Yunani kepada AFP.
Komentar samar Erdogan dalam pidatonya muncul setelah pembicaraan dia dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemimpin Uni Eropa Charles Michel melalui telepon pada Kamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik Berlin dan Brussel mengeluarkan pernyataan singkat yang mengonfirmasi bahwa telah terjadi ketegangan di Mediterania tapi tidak memberikan rincian tambahan.
Dia mengaku kepada Merkel lebih suka perselisihan di Mediterania timur diselesaikan dalam kerangka hukum internasional dan dilandasi keadilan dan dialog.
Erdogan juga mengatakan kepada Dewan Eropa bahwa Turki memilih solusi yang akan melindungi hak-hak semua negara dan menguntungkan semua orang.