Israel Yakin Bahrain hingga Sudan Buka Hubungan Diplomatik

Middle East Eye | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2020 20:05 WIB
Menteri Keamanan Nasional Israel, Eli Cohen, yakin Bahrain, Oman dan Sudan mengikuti jejak UEA meresmikan hubungan diplomatik.
Menteri Keamanan Nasional sekaligus Kepala Badan Intelijen Dalam Negeri Israel (Shin Bet), Eli Cohen. (AFP/GIL COHEN-MAGEN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keamanan Nasional sekaligus Kepala Badan Intelijen Dalam Negeri Israel (Shin Bet), Eli Cohen, mengatakan negara anggota Liga Arab yakni BahrainOman dan Sudan bisa menjadi negara berikutnya yang mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) untuk meresmikan hubungan diplomatik dengan Israel.

"Setelah perjanjian ini akan muncul perjanjian tambahan, baik dengan lebih banyak negara Teluk dan dengan negara Muslim di Afrika," kata Eli Cohen kepada Radio Angkatan Darat, seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (18/8).

"Saya pikir Bahrain dan Oman pasti masuk dalam agenda. Selain itu, dalam penilaian saya, ada kemungkinan di tahun mendatang sudah ada kesepakatan damai dengan negara-negara tambahan di Afrika, salah satunya adalah Sudan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik Bahrain maupun Oman memuji kesepakatan UEA-Israel yang disponsori oleh Amerika Serikat itu, tapi tidak ada yang berkomentar tentang perkiraan untuk menormalisasi hubungan atau menanggapi komentar Cohen.

Stasiun televisi Israel, Channel 12, pada Sabtu pekan lalu melaporkan bahwa pemimpin Badan Intelijen Israel (Mossad), Yossi Cohen, dalam beberapa hari terakhir telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Bahrain, Sheikh Khalifa bin Salman Al Khalifa.

Laporan itu tidak memberikan rincian mengenai topik yang dibahas dalam panggilan telepon tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga dilaporkan telah bertemu dengan para pemimpin Oman dan Sudan dalam dua tahun terakhir, termasuk kunjungan ke Oman pada Oktober 2018.

"Saya berharap lebih banyak negara akan bergabung dengan kami dalam lingkaran perdamaian," ujar Netanyahu kepada para menteri kabinet pada Minggu pekan lalu, menurut pernyataan dari kantornya.

"Ini adalah perubahan bersejarah yang memajukan perdamaian dengan dunia Arab dan pada akhirnya akan memajukan perdamaian yang nyata, sadar, dan aman dengan Palestina," tambahnya.

Israel dan UEA sepakat untuk menormalisasi hubungan pada 13 Agustus. Pemerintah Palestina melihat langkah itu sebagai bentuk pengkhianatan oleh negara Teluk tersebut.

Di bawah perjanjian itu, Israel mengatakan setuju untuk menangguhkan aneksasi sebagian Tepi Barat yang diduduki.

Hanya berselang beberapa jam kemudian setelah pengumuman kesepakatan itu, Netanyahu mengatakan dia tetap "berkomitmen untuk mencaplok bagian Tepi Barat".

Menteri luar negeri UEA dan Israel mengadakan panggilan pertama mereka yang diakui secara publik pada Minggu pekan lalu, setelah negara Teluk itu membuka saluran telepon ke Israel.

Selama akhir pekan, warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan berdemonstrasi menentang perjanjian tersebut.

Ratusan orang turun ke jalan di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, mereka mencela tindakan yang mereka sebut sebagai tindakan "pengkhianatan".

Selain dengan UEA, Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER