Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Minggu (23/8) kemarin. Mulai dari anjuran WHO supaya anak usia 12 tahun ke atas menggunakan masker ukuran dewasa hingga rekaman pembicaraan adik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terungkap. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewajibkan anak-anak di atas 12 tahun untuk memakai masker laiknya orang dewasa untuk menghindari penularan covid-19. Sementara, anak-anak usia 6 tahun-11 tahun harus menggunakan masker dengan prosedur berbasis risiko.
Dokumen WHO dan Badan Anak-anak PBB (UNICEF), dilansir situs WHO, menyebut anak-anak berusia 12 tahun ke atas harus menggunakan masker ketika menjaga jarak satu meter dengan yang lainnya. Alasannya, tidak ada jaminan tidak terjadi penularan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah anak-anak usia 6-11 tahun harus menggunakan masker? Bergantung sejumlah faktor, seperti intensitas penularan di area tersebut, kemampuan anak untuk menggunakan masker, akses mendapatkan masker, dan pengawasan orang tua yang memadai," tulis WHO dan UNICEF, dikutip Minggu (23/8).
Tokoh kelompok oposisi Rusia, Alexei Navalny, diterbangkan ke Jerman pada Sabtu (22/8), untuk dirawat setelah koma karena diduga diracun.
Ia akhirnya bisa diterbangkan setelah seharian penuh kerabat dan dokter berdebat terkait kesiapan kondisi Navalny untuk dievakuasi.
Juru bicara Navalny Kira Yarmysh menyebut kondisi Navalny tak stabil dan pihak rumah sakit tak membenarkan pihak kerabat Navalny yang ingin memindahkan pasien oposan Kremlin itu dari rumah sakit.
Sementara itu, Anatoly Kalinichenko, wakil dokter kepala rumah sakit tempat Navalny dirawat, menyatakan pihaknya tak menemukan jejak racun dalam pengujian yang dilakukan. Hal itu ia sampaikan untuk menanggapi dugaan Navalny diracun.
Kakak Presiden AS Donald Trump, Maryanne Trump (Barry), menyebut bahwa sang adik kejam. Hal itu ia ungkapkan dalam percakapan bersama keponakannya, Mary Trump, yang secara diam-diam direkam.
Rekaman dan transkrip percakapan selama 15 jam pada 2018 dan 2019 diketahui setelah diperoleh Washington Post dari Mary. Diketahui, Mary kerap mengkritik Trump dan menyatakan dukungan pada Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat (AS).
Dalam rekaman tersebut, Barry mengatakan bahwa Donald seorang pembohong. Selama ini, Barry belum pernah membicarakan perselisihan dengan Trump, namun rekaman ini justru mengungkap keretakan hubungan mereka dimulai pada 1980.
Kala itu, Barry yang bekerja sebagai jaksa wilayah New Jersey merasa dimanfaatkan oleh Trump. Ia mengklaim Trump kerap mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengakuan atas kesuksesannya.
"Semua itu kepalsuan. Itu kepalsuan dan kekejaman. Donald itu kejam," kata Barry kepada Mary berdasarkan transkrip dan rekaman dilansir CNN.com, Minggu (23/8).
(ayp/ayp)