Mantan Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengungkapkan momen menggelikan ketika Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, mengedipkan mata ke arahnya saat pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Singapura pada Juni 2018 lalu.
Dilansir The Guardian, Rabu (2/9), dalam momen tersebut, Trump sempat melontarkan lelucon kepadanya. Sanders mengatakan Trump memberitahunya bahwa dia harus "pergi ke Korea Utara" setelah Kim mengedipkan mata padanya.
"Saya mendongak untuk melihat Kim menatap saya. Kami melakukan kontak mata langsung dan Kim mengangguk dan tampak mengedipkan mata pada saya. Saya tercengang. Saya segera melihat ke bawah dan terus mencatat," tulis Sanders dalam bukunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bisa saya pikirkan hanyalah, apa yang baru saja terjadi? Tentunya Kim Jong-un tidak hanya menandai saya!?".
Kemudian, saat di dalam mobil kepresidenan limusin "Beast" dalam perjalanan ke bandara, Sanders menyampaikan insiden tersebut kepada Trump dan atasannya saat itu, Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly.
"Nah, Sarah, Anda akan pergi ke Korea Utara! Suami dan anak-anak Anda akan merindukan Anda, tapi Anda akan menjadi pahlawan bagi negara!," canda Trump.
"Kim Jong-un menyukaimu! Dia benar-benar melakukannya (mengedipkan mata)! Dia benar-benar menyukaimu!," canda Trump dengan riang.
Kelly mendukung candaan Trump.
Sanders menuturkan dalam bukunya, Trump dan Kelly "tertawa terbahak-bahak" saat mobil itu melaju.
![]() |
Momentum itu terangkum dalam buku yang ditulis Sanders, "Speaking for Myself" yang akan terbit pada Selasa pekan depan. The Guardian mendapatkan salinan buku itu.
Alih-alih diceritakan dari sudut pandang mantan staf atau anggota keluarga yang bermusuhan, buku itu diceritakan oleh pengikut setia Trump. Itu dapat dilihat dari sub judulnya yakni Iman, Kebebasan, dan Perjuangan Hidup Kita di dalam Gedung Putih Trump.
Sanders berasal dari keluarga yang mendukung Partai Republik. Ayahnya adalah Mike Huckabee, bakal calon presiden pada 2008 dan 2016 dan dilaporkan mengincar pencalonan gubernur di Arkansas.
Mengenai insiden dengan Kim, dalam sesi pembicaraan di Singapura, Sanders menggambarkan Kim "dengan enggan" menerima Tic Tac dari Trump.
Kedua kepala negara juga berbicara tentang olahraga, termasuk sepak bola wanita.
Trump sudah bertemu dengan Kim sebanyak tiga kali yakni di Singapura, Hanoi, dan di zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Dia belum meyakinkan Kim untuk menyerahkan senjata nuklirnya, yang menurut Sanders akan mengambil "keajaiban".
Para pengamat mengatakan, faktanya, Pyongyang telah meningkatkan kemampuan persenjataannya secara signifikan. Pengkritik Trump juga mengatakan pendekatannya kepada Kim telah merusak hubungan dengan sekutu utamanya, termasuk Seoul.
Sanders menjelaskan aspek lain dari kebijakan Korea Utara Trump, termasuk interaksi dengan mantan bintang NBA, Dennis Rodman, yang menjalin hubungan unik dengan Kim dan pelepasan tiga warga AS yang sebelumnya ditahan oleh Korut pada Mei 2018.
Dia tidak menyinggung tentang Otto Warmbier, seorang siswa dari Ohio yang ditahan Korea Utara sebelum dikembalikan ke AS pada Juni 2017 dalam keadaan koma dengan bukti penyiksaan. Pria berusia 22 tahun itu pun akhirnya meninggal.
Orang tua Warmbier mengatakan mereka menganggap "Kim dan rezim jahatnya... bertanggung jawab atas kekejaman dan ketidakmanusiawian yang tak terbayangkan. Tidak ada alasan atau pujian yang berlebihan yang bisa mengubah itu".
Meskipun dalam pertemuan di Hanoi Trump mengakui bahwa "beberapa hal buruk terjadi pada Otto", dia juga berkata "Kim memberi tahu saya bahwa dia tidak mengetahuinya dan saya akan mempercaya kata-katanya".
Sementara itu, mantan penasihat kepresidenan AS, John Bolton, yang lebih dulu merilis memoar tentang pemerintahan Trump, tidak menyebutkan insiden pertemuan Singapura yang dijelaskan Sanders. Walau demikian, Bolton juga mengatakan Trump berbicara tentang olahraga dengan Kim dan "membagikan permen".
(ans/ayp)