Khotbah Jumat Imam Masjidil Haram Singgung Normalisasi Israel

Middle East Eye | CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2020 17:10 WIB
Khotbah Jumat oleh Imam Masjidil Haram, Abdulrahman al-Sudais, menuai polemik karena dinilai bermuatan ide normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Ilustrasi Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi. Khotbah Jumat oleh Imam Masjidil Haram, Abdulrahman al-Sudais, menuai polemik karena dinilai bermuatan ide normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel. (Saudi Ministry of Media via AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Khotbah Jumat oleh Imam Masjidil Haram, Abdulrahman al-Sudais, menuai polemik karena isinya dinilai bermuatan gagasan tentang normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel.

Materi khotbah Jumat sang imam pada pekan lalu lantas menyebabkan kehebohan di media sosial, setelah ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai niat normalisasi hubungan antara Saudi dengan Israel.

Dalam khotbah itu, Al-Sudais menyinggung soal dialog dan kebaikan kepada non-Muslim, serta merujuk kepada referensi khusus untuk orang Yahudi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khotbah itu muncul kurang dari empat pekan setelah Uni Emirat Arab dan Israel mengumumkan rencana untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Sampai saat ini belum ada kepastian apakah Arab Saudi atau negara Arab lain akan mengikuti langkah serupa.

Dilansir Middle East Eye, Senin (7/9), dalam khotbahnya, al-Sudais mengajak jemaah untuk menghindari kesalahpahaman tentang keyakinan yang benar di hati, yang berdampingan dengan hubungan yang sehat dalam pertukaran antarpribadi dan hubungan internasional.

Lebih lanjut, dia memaparkan beberapa kisah dari kehidupan Nabi Muhammad S.A.W., di mana dia menjaga hubungan baik dengan non-Muslim.

Contohnya yaitu ketika Nabi Muhammad S.A.W., berwudhu dari botol yang diberikan oleh seorang wanita non-Muslim. Lalu, Nabi Muhammad S.A.W., juga melakukan perjanjian damai dengan penduduk Yahudi di wilayah Khaybar, dan menjaga hubungan baik dengan penduduk Yahudi, sehingga para penduduk Yahudi akhirnya mau masuk Islam.

"Ketika jalannya dialog manusia yang sehat diabaikan, bagian-bagian peradaban masyarakat akan bertabrakan, dan bahasa yang akan menjadi lazim adalah kekerasan, pengucilan dan kebencian," kata Sudais.

Sudais kemudian menekankan pentingnya tetap patuh terhadap para pemimpin dan pemerintah, dan untuk memberi kesadaran bagi kelompok yang sesat.

Di akhir khotbahnya, Sudais berdoa kepada Allah S.W.T., agar menyelamatkan masjid Al-Aqsa dari cengkeraman para penyerang dan menjadikannya sebagai lokasi yang dihormati sampai hari perhitungan tiba.

Pernyataan sang Imam menimbulkan perdebatan di media sosial. Sejumlah warganet menuduh Sudais menyalahgunakan posisinya di masjid suci bagi umat Islam tersebut.

Sikapnya juga dipandang kontradiktif oleh pengguna media sosial. Banyak di antara komentar itu menuduhnya mengkhianati perjuangan rakyat Palestina.

Apa yang dilakukan Sudais bukan yang pertama. Pada 2017, dia dikritik karena mengklaim dalam sebuah wawancara televisi bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Arab Saudi mengarahkan dunia menuju perdamaian.

Dia juga dicemooh selama ceramah yang dia berikan di sebuah masjid di Jenewa, Swiss, pada 2018, di mana dia ditanya oleh seorang anggota hadirin.

Kesepakatan normalisasi antara Israel dan UEA telah menimbulkan kekhawatiran tentang status masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang pernah menjadi kiblat pertama umat Muslim.

Sebuah laporan pekan lalu menunjukkan bahwa kata-kata ambigu dari pernyataan bersama oleh Amerika Serikat, Israel dan UEA adalah upaya yang disengaja untuk membuka kompleks Al-Aqsa untuk ibadah umat Yahudi, dan pada akhirnya mengubah status quo tempat itu.

Penduduk Yahudi di Israel saat ini diizinkan untuk memasuki situs tersebut, tetapi mereka tidak diizinkan untuk beribadah di sana sesuai kesepakatan antara Israel dan Yordania sebagai penjaga resmi situs suci Kristen dan Muslim di Yerusalem.

(ndn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER