Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar, mengatakan hubungan antara Indonesia dengan China saat ini tidak berpengaruh terhadap relasi bilateral dengan Amerika Serikat.
Pernyataan itu disampaikan Mahendra menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadi.
"Jadi spekulasi atau analisis bisa saja ya. Tapi saya tidak merasakan hal itu sama sekali. Hubungan (Indonesia-AS) baik, bahkan baik sekali," ucap Mahendra dalam diskusi virtual yang digelar Universitas Pelita Harapan, Kamis (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu menyatakan pemerintah AS tetap memperlakukan Indonesia sebagai negara sahabat.
Menurut Mahendra, dalam kondisi seperti saat ini tentu China ingin Indonesia memihak mereka. Menurut dia, AS pun juga berharap hal serupa.
Akan tetapi, Mahendra mengatakan Indonesia memilih untuk tidak tidak memihak siapapun. Hal itu, kata dia, sejalan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
"Jadi setuju (dengan kebijakan) setuju, kalau tidak (setuju) ya tidak," katanya.
AS dan China terlibat perseteruan dalam beberapa aspek. Mulai dari persaingan dagang, teknologi, saling menyalahkan terkait pandemi virus corona hingga terlibat dalam sengketa Laut China Selatan.
Negeri Paman Sam mengerahkan armada kapal perang dan kapal induk ke Laut China Selatan yang menuai kecaman China. Sebab, AS dinilai ikut campur dan tidak punya kepentingan di wilayah yang disengketakan itu.
AS juga terlibat dalam perseteruan antar China dan Taiwan. Negeri Paman Sam adalah salah satu sekutu Taiwan.
Sementara China mengklaim Taiwan adalah bagian dari wilayah mereka. Negeri Tirai Bambu menyatakan akan menggunakan segala cara, termasuk agresi militer, untuk bisa menguasai Taiwan.
Sedangkan pemerintahan Taiwan yang saat ini dipimpin Presiden Tsai Ing-wen memutuskan merapat ke AS.
(ndn/ayp)