Otoritas kesehatan Inggris hingga Minggu (4/10) melaporkan 502.978 kasus virus corona. Dalam waktu 24 jam terakhir dilaporkan 22.961 kasus baru, lebih tinggi 10 ribu kasus dibanding sehari sebelumnya pada Sabtu (3/10).
Sementara itu angka kematian akibat Covid-19 di Inggris mencapai 42.350 jiwa. Inggris berada di urutan ke-12 global dan keempat di Eropa sebagai negara dengan kasus corona tertinggi.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris saat ini tengah menghadapi musim dingin yang berat dalam upaya memerangi virus corona. Namun ia memastikan masih ada 'harapan' kondisinya membaik jelang Natal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini otoritas kesehatan tengah menyusu program vaksinasi corona yang memprioritaskan pada orang tua dan pekerja berisiko.
Ketua gugus tugas vaksin, Kate Bingham mengatakan vaksinasi hanya dikhususkan bagi orang dewasa, bukan untuk orang di bawah 18 tahun.
"Ini adalah vaksin khusus dewasa, untuk orang di atas 50 tahun dengan fokus pada pekerja kesehatan dan pekerja rumah perawatan dan yang rentan (lansia," ujar Bingham kepada Financial Times seperti mengutip AFP.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika menyuntikkan vaksin pada orang sehat maka dapat menyebabkan beberapa bahaya besar bagi mereka.
Bulan lalu, Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi pemerintah Inggris mengatakan bahwa penghuni panti jompo akan berada di antrean depan untuk menerima vaksin saat sudah tersedia.
Penghuni panti jompo dan pekerja medis, semua orang yang berusia di aatas 80 tahun, 75 tahun, dan orang dewasa lain di atas 50 tahun akan masuk dalam daftar prioritas penerima vaksin.
Pada hari Minggu (4/10) Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock menyatakan dukungan terkait rencana tersebut.
"Kita harus memberikan vaksin kepada orang-orang yang paling mungkin terkena dampak parah oleh virus korona terlebih dahulu. Tapi ini juga penting karena orang bisa tahu sebelumnya bahwa ada prioritas dan kami akan menjangkau orang ketika secara klinis tepat untuk melakukan itu," tuturnya.
Pemerintah Inggris sebelumnya telah memesan puluhan juta dosis vaksin dari berbagai program penelitian, salah satunya University of Oxford dan AstraZeneca.
Sejauh ini sembilan kandidat vaksin tengah memasuki tahap akhir uji klinis. Kendati demikian, belum ada indikasi kapan vaksin akan siap untuk diluncurkan secara massal.
(ndn/evn)