Calon Presiden petahana Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengaku belum menyiapkan pidato kekalahan jika gagal memenangkan Pemilihan Presiden 2020 melawan pasangan Joe Biden-Kamala Harris.
"(Saya) Belum memikirkan pidato konsesi atau penerimaan (kekalahan)," katanya kepada wartawan ketika berkunjung ke kantor tim kampanyenya di Arlington, dikutip Politico, Rabu (4/11).
"Semoga kami hanya akan melakukan satu [pidato] di antara dua itu. Dan kamu tahu, menang itu mudah. Kalah itu tidak pernah mudah. Tidak untuk saya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan optimis, Trump mengatakan perhelatan Pilpres berlangsung baik bagi pihaknya. Terutama di negara bagian Arizona, Florida dan Texas dimana ia merasa usaha pihaknya berkampanye sudah gencar.
"Saya pikir kami akan menghadapi malam yang baik," tuturnya.
"Dan yang lebih penting lagi, kami akan menghadapi empat tahun yang baik," sambungnya.
Kehadiran Trump ke kantor tim kampanyenya didampingi sejumlah pejabat di belakangnya, yakni manager kampanye Bill Stepien, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany.
Berdasarkan pantauan media, Trump dan jajarannya tidak menggunakan masker dalam kunjungan tersebut. Maupun ketika memberikan pernyataan kepada rekan wartawan.
Sementara itu, pejabat kampanye Trump mengaku khawatir dengan nasib presiden AS ke-45 itu di sejumlah negara bagian penting, yakni Georgia, Michigan dan Wisconsin.
"Georgia bisa jadi masalah," kata penasihat tersebut, dikutip CNN.
Ia menyebut Michigan sudah tak berpihak kepada Trump. Sedangkan Wisconsin masih dalam pantauan pihaknya.
Jika Trump kalah di Georgia, lanjutnya, maka Wisconsin harus dimenangkan untuk mengantongi suara elektoral yang akan mengantarkannya ke periode dua.
Salah satu dari negara bagian tersebut dibutuhkan untuk memastikan kemenangan Trump. Namun di sisi lain, mereka optimis Trump bakal menguasai North Carolina.
Menurut penghitungan suara sementara dari sejumlah media, Biden-Harris terpantau unggul dengan 117 suara elektoral dari 10 negara bagian. Sedangkan Trump mengantongi 80 suara elektoral di 12 negara bagian.
![]() |