Menteri Luar Negeri Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger mengatakan pihaknya berencana untuk menghitung ulang rekapitulasi surat suara Pilpres AS 2020 di wilayah itu.
"Dengan selisih yang amat tipis, akan ada penghitungan ulang di Georgia," kata Raffensperger kepada awak media, Jumat (6/11).
Georgia sebelumnya berhasil ditaklukkan Joe Biden dari Donald Trump. Keduanya saling berebut suara negara bagian yang memiliki 16 suara elektoral tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data The New York Times, Biden memiliki 49,4 persen suara atau setara dengan 2.450.144, dengan Trump memperoleh 49,4 persen atau setara dengan 2.448.558 suara.
Dengan kata lain, Biden hanya unggul 1.586 suara dari Trump.
Lihat juga:Kubu Trump: Pemilu Belum Selesai |
Raffensperger mengatakan hasil pemilihan presiden di negara bagian tersebut "masih terlalu mepet untuk diputuskan".
Georgia merupakan salah satu negara bagian yang menjadi penentu kemenangan baik bagi Biden maupun Trump.
Bila Biden yang memiliki 253 suara elektoral dinyatakan sebagai pemenang di Georgia, maka ia hanya akan butuh 1 suara elektoral lagi untuk menembus batas kemenangan yaitu 270 suara elektoral.
Sementara itu, Georgia juga jadi harapan bagi Donald Trump mengejar 270 suara dari modal 213 yang telah ia miliki. Selain Georgia, kubu Trump juga berharap banyak dari Pennsylvania yang memiliki kuota 20 suara elektoral.
"Penghitungan akhir di Georgia pada saat ini memiliki implikasi besar bagi seluruh negeri," kata Raffensperger.
"Taruhannya tinggi dan emosi tinggi di semua sisi. Kami tidak akan membiarkan perdebatan itu mengalihkan perhatian kami dari pekerjaan kami. Kami akan melakukannya dengan benar dan kami akan mempertahankan integritas pemilihan kami," lanjutnya, dikutip dari AFP.
Sementara itu, kubu Donald Trump pun mengharapkan penghitungan ulang di Georgia. Penasihat umum kampanye Trump, Matt Morgan dalam pernyataannya mengatakan mereka yakin bisa menemukan surat suara yang bermasalah di negara bagian itu.
"Georgia sedang menuju penghitungan ulang, di mana kami yakin kami akan menemukan surat suara yang tidak dihitung dengan benar, dan di mana Presiden Trump pada akhirnya akan menang," kata Morgan.
(afp/end)