Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden untuk "meningkatkan" hubungan yang runtuh selama masa kepemimpinan Donald Trump.
Dalam sebuah pernyataan ucapan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris, Abbas mengaku berharap bisa bekerja dengan pemerintahan AS yang akan datang.
Dia berharap hubungan Palestina-Amerika membaik, mencapai kebebasan, kemerdekaan, keadilan, dan martabat bagi rakyatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AFP, Abbas yang mengepalai Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, telah memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump dan menuduhnya sangat pro-Israel.
Trump memotong dana ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNRWA, yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina.
Dia juga menolak anggapan bahwa Yerusalem timur yang dicaplok Israel akan menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan. Dia justru mengakui Yerusalem sebagai "ibu kota yang tidak terbagi dari" Israel.
Trump juga menghindari mengkritik pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, hal itu melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun bahwa perluasan permukiman merupakan hambatan bagi perdamaian di kawasan itu.
Pada Januari, Trump meluncurkan rencana perdamaian Timur Tengah kontroversial yang dibuat tanpa masukan dari Palestina yang langsung menolaknya.