Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali menuai kontroversi. Ia meminta warga Brasil untuk tidak menjadi seperti "pengecut" dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) yang masih merebak di negara Amerika Latin tersebut.
"Semua yang dibicarakan orang akhir-akhir ini adalah pandemi. Kita harus menghentikan ini. Saya berduka terkait jumlah kematian (akibat pandemi). Sungguh. Tapi pada akhirnya kita semua akan mati suatu hari nanti. Tidak ada gunanya lari dari kenyataan. Kita harus berhenti menjadi negara homo pengecut," kata Bolsonaro dalam pidatonya di Istana Kepresidenan Brasil pada Selasa (10/11).
"Kita harus menghadapinya dan bertarung. Saya benci dengan hal-hal pengecut seperti ini," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini Bolsonaro memang kerap meremehkan ancaman virus corona meski telah menewaskan lebih dari 160 ribu warga Brasil. Jumlah kematian akibat Covid-19 Brasil menjadi yang tertinggi kedua di seluruh dunia setelah Amerika Serikat.
Sebelumnya, Bolsonaro pernah menganggap corona hanya lah "flu biasa". Ia juga pernah mengklaim bahwa sistem kekebalan tubuh warga Brasil kuat sehingga tak perlu menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan mengenakan masker.
Bolsonaro bahkan sempat mengatakan bahwa orang Brasil kuat sehingga mereka bisa saja berenang di kubangan limbah dan tetap sehat bugar.
Dalam pidato tersebut, Bolsonaro juga menyindir presiden terpilih AS, Joe Biden, yang baru memenangkan pemilihan umum 3 November lalu.
Bolsonaro, pendukung Presiden Donald Trump, marah kepada Biden lantaran mendesak Brasil untuk lebih melindungi hutan hujan Amazon yang terus terbakar.
"Baru-baru ini, seorang kandidat presiden terkemuka mengatakan jika saya tidak memadamkan kebakaran hutan di Amazon, dia akan menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Brasil," kata Bolsonaro seperti dikutip AFP.
Tak hanya di luar negeri, pernyataan Bolsonaro tersebut turut mengundang pernyataan di dalam negeri.
Salah satu kritikus Bolsonaro, Ketua Majelis Rendah Kongres Brasil Rodrigo Maia, mengecam pidato Bolsonaro kemarin.
"Di antara 'bubuk mesiu' dan 'pengecut' sudah ada 160 ribu lebih orang tewas di negara ini. Solidaritas kami untuk semua teman dan keluarga korban Covid-19," kicau Maia melalui akun Twitternya.
(rds/evn)