Korban Tewas Topan Vamco Filipina Bertambah

CNN | CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2020 08:40 WIB
Korban tewas akibat topan Vamco di Filipina dilaporkan bertambah menjadi enam orang, sekitar 10 lainnya hingga kini masih hilang.
Korban tewas topan Vamco di Filipina bertambah menjadi enam orang. (Foto: AFP/ERIK DE CASTRO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korban tewas topan Vamco di Filipina kembali bertambah menjadi enam orang. Sekitar 10 orang lainnya hingga Rabu (11/11) malam dikabarkan masih hilang.

Mengutip polisi nasional, dua diantara korban tewas termasuk lansia berusia 68 tahun 70 tahun. Hingga saat ini lebih dari 180 ribu orang telah dievakuasi, 10 sebelumnya mereka juga baru dllanda topan Super Goni.

Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (PAGASA) mengatakan topan Vamco (disebut Ulysses dalam bahasa lokal) memiliki kekuatan yang setara dengan badai kategori dua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Topan Vamco pertama kali menghantam pada pukul 11 malam di Patnanungan, Quezon dan terus bergerak hingga ke Pulau Luzon.

PAGASA memeringatkan topan Vamco bisa memicu banjir dan gelombang hingga setinggi tiga meter. Hujan deras juga berpotensi menyebabkan tanah longsor di beberapa daerah.

Mengutip CNN, Menteri Dalam Negeri FIlipina Eduardo Ano seperti dikutip dari PNA mengatakan saat ini operasi pencarian dan penyelamatan masih berjalan di Luzon, terutama daerah yang terdampak parah seperti di Cainta, Montalban, dan San Mateo serta Metro Manila hingga kota Marikina yang tengah dilanda banjir.

Hingga saat ini lebih dari 25 ribu petugas polisi dikerahkan untuk membantu proses tanggap bencana. Laporan sementara menunjukkan banjir melanda 411 daerah, 519 diantaranya dalam kondisi gelap tanpa aliran listri, dan 104 daerah tanpa layanan telekomunikasi.

Wali kota Marikina Marcy Teodoro mengaku upaya penyelamatan lewat jalur udara terhambat oleh faktor cuaca buruk. Ia mengatakan saat ini masih banyak warganya yang terjebak di atap rumah yang terendam banjir, menunggu untuk diselamatkan.

"Badai tanpa henti ini kembali menghantam komunitas kami selama masa pandemi, menjadikan ini salah satu respons bencana paling rumit yang pernah ada," kata Ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon.

Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah mengatakan dampak topan Vamco di Luzon tengah telah berimbas terhadap 1,6 juta orang. Mereka sebelumnya juga terkena dampak topan Super Goni.

"Palang Merah menyampaikan keprihatinan yang sangat besar bagi lebih dari 240 ribu orang yang kehilangan rumah karena topan Goni, terutama mereka yang tinggal di tempat penampungan sementara saat bara terbaru [Vamco] melanda," tulis Palang Merah Internasional dalam keterangannya.

Ilmuwan memperingatkan perubahan iklim bisa membuat badai kian meluas.

Sebuah studi yang dirilis pada Mei lalu menunjukkan angin topan dan siklon tropis di seluruh dunia menjadi lebih kuat dan berpotensi lebih mematikan karena krisis perubahan iklim yang mmembuat Bumi lebih panas.

Vamco menjadi topan kelima yang melanda Filipina dalam waktu tiga pekan terakhir. Saat ini Vamco mulai melemah dan bergerak menjauh dari Filipina dan diperkirakan akan melanda Vietnam di akhir pekan.

(evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER