Presiden Jokowi khawatir ketegangan di Laut China Selatan (LCS) akan menghambat pemulihan pandemi virus corona di kawasan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-RRT (Republik Rakyat Tiongkok) ke-23 secara virtual pada Kamis (12/11).
"Presiden menyatakan kekhawatirannya apabila hal demikian (konflik LCS) terus berlanjut, maka pemulihan menyeluruh di Kawasan dari pandemi Covid-19 akan semakin sulit," bunyi keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (12/11).
Jokowi juga menyinggung soal stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik. Menurutnya, situasi di kawasan belakangan ini diwarnai dengan ketidakpastian, termasuk menajamnya rivalitas dan ketegangan di LCS.
"Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," ujar Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor.
Pernyataan tersebut turut dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi lewat keterangan pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden kembali menekankan pentingnya penghormatan hukum internasional di Laut China Selatan jika kita ingin melihat Laut China Selatan damai dan stabil. Presiden menekankan pentingnya semua pihak menahan perilaku yang dapat meningkatkan tensi," kata Retno.
Laut China Selatan menjadi perairan rawan konflik setelah Beijing mengklaim hampir 90 persen wilayah di perairan itu. Klaim China tersebut tumpang tindih dengan wilayah perairan dan ZEE sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Indonesia memang tidak pernah menempatkan diri sebagai negara yang turut bersengketa dalam perebutan wilayah di Laut China Selatan. Namun, belakangan aktivitas Beijing di dekat perairan Natuna kian mengkhawatirkan Jakarta.
Selain menyinggung ketegangan di LCS, Jokowi juga mendorong ASEAN dan China agar segera mereaktivasi kerja sama ekonomi melalui harmonisasi kebijakan dan memastikan rantai pasok global dengan menghapus hambatan perdagangan.
Dia berharap kemitraan antara ASEAN dan China dapat mencapai lebih banyak kemajuan melalui kerja sama yang terjalin antara kedua belah pihak.
Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi China karena telah menjadikan vaksin sebagai barang publik.
"Saya mengapresiasi komitmen RRT untuk berpartisipasi dalam COVAX dan menjadikan vaksin sebagai barang publik global. Kita harus bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vaksin Covid-19 di kawasan," tuturnya.