Penasihat presiden terpilih AS Joe Biden dijadwalkan bertemu dengan perusahaan pembuat vaksin virus corona dalam beberapa hari mendatang.
Rencana pertemuan dengan perusahaan vaksin dilakukan seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 di AS yang saat ini telah menyentuh lebih dari 11.037.061 kasus.
"Kami akan memulai konsultasi tersebut pekan ini," kata kepala staf Gedung Putih yang pekan lalu ditunjuk Biden, Ron Klain kepada "Meet the Press" NBC, merujuk pada Pfizer dan perusahaan farmasi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNtech menunjukkan 90 persen efektif dalam uji klinis baru. Perusahaan lain yang juga mengembangkan vaksin potensial yakni Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.
Pengumuman itu muncul ketika Presiden Trump menolak mengakui kekalahan dan memberikan transisi damai, sehingga membuat akses pemerintahan Biden kesulitan melawan pandemi.
Klain mencatat, masalah utamanya terletak pada "mekanisme pembuatan dan distribusi" untuk mengeluarkan vaksin dan menekankan kebutuhan mendesak bagi tim transisi guna dapat bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) "secepat mungkin".
"Sangat menyenangkan memiliki vaksin, tapi vaksin tidak menyelamatkan nyawa. Itu berarti Anda harus memasukkan vaksin itu ke tangan orang-orang. Ini adalah sebuah proyek logistik raksasa," tambah Klain.
HHS telah memimpin pengembangan, pembuatan, dan distribusi vaksin Covid-19 sebagai bagian dari program Operation Warp Speed yang didukung oleh Gedung Putih.
Program itu diluncurkan untuk membuat dan mendistribusikan puluhan juta dosis vaksin dengan cepat. Vaksinasi sendiri akan diberikan secara gratis bagi warga AS. Di tahap awal, vaksin rencananya akan diberikan pada kelompok berprioritas tinggi seperti pekerja rumah sakit dan pekerja panti jompo.
Namun, para pejabat kesehatan terkemuka Biden tidak akan bisa berkoordinasi dengan pengawal pemerintah federal sampai Administrasi Layanan Umum menyetujui proses transisi.
Sementara itu, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci mengatakan kepada CNN State of the Union bahwa akan lebih baik jika pemerintahan Trump dan Biden dapat mulai bekerja sama dalam menanggapi virus corona.
Dia menyebut periode transisi sebagai masa yang "penting". Fauci membandingkan proses tersebut dengan pelari yang mengoper tongkat estafet dalam kompetisi.
"Anda tidak ingin berhenti dan kemudian memberikannya kepada seseorang. Anda hanya ingin melanjutkannya," ujarnya.
Tapi ia juga menekankan ketersediaan vaksin tidak serta-merta membalikkan keadaan ke kehidupan normal. Warga AS harus menjaga tindakan pencegahan seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, dan sering mencuci tangan hingga tahun depan.
"Setiap orang sensitif terhadap apa yang kami sebut 'kelelahan Covid'. Orang-orang lelah tentnag ini. tapi kita harus bertahan sedikit lebih lama... kita harus bertahan dalam hal ini," kata Fauci.
Dilansir Associated Press, perusahaan pembuat vaksin lainnya juga sedang dalam tahap akhir pengujian dan Fauci berharap vaksin tersebut akan bekerja efektif.
Pemerintahan Biden baru-baru ini menjabarkan rencananya untuk mengalahkan pandemi. Selain berinvestasi di bidang vaksin, pemerintahnya juga berencana memberlakukan pemakaian masker secara nasional yang bekerja sama dengan para gubernur.
Jika gubernur menolak, pemerintah akan menghubungi wali kota dan eksekutif daerah untuk menegakkan aturan tersebut. Tindakan tambahan juga akan diberlakukan, termasuk meningkatkan pengujian dan mengamankan rantai pasokan APD dengan Defense Production Act.
(ans/evn)