Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta parlemen untuk mengizinkan pengiriman tentara ke Azerbaijan untuk mendirikan "pusat penjaga perdamaian" yang memantau gencatan senjata di Nagorno-Karabakh dengan Rusia.
Erdogan meminta parlemen untuk mengerahkan misi "mendirikan pusat bersama dengan Rusia dan untuk melaksanakan kegiatan di lokasi tersebut".
Pengerahan pasukan itu, kata Erdogan, akan berlaku selama satu tahun dan jumlah personel pun ditentukan olehnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan Erdogan itu datang menyusul pembicaraan dua hari antara pejabat Turki dan Rusia di Ankara demi menerapkan gencatan senjata yang telah diteken antara Armenia dan Azerbaijan pekan lalu.
Turki adalah salah satu sekutu dekat Azerbaijan. Ankara membela hak Azerbaijan untuk merebut kembali Nagorno-Karabakh yang direbut oleh kelompok separatis etnis Armenia dalam perang 1988-1994.
Rusia telah lebih dulu mengirimkan 1.960 pasukan perdamaian ke Nagorno-Karabakh lengkap dengan sejumlah kendaraan lapis baja dan peralatan militer lainnya.
Dikutip AFP, Moskow telah berulang kali menekankan bahwa Turki tidak akan mengerahkan pasukan di darat dalam kesepakatan gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Rusia itu menyatakan bahwa "pusat penjaga perdamaian dikerahkan untuk mengontrol gencatan senjata" tetapi tidak menjelaskan detail peran formal misi tersebut.
(rds/ayp)