Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing berencana membuka akses pendidikan bagi para tuna netra agar dapat menuntut ilmu di China pada masa depan.
Hal itu disampaikan oleh Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yaya Sutarya dalam webinar yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Ranting Kunming.
"Pak Yaya berencana ingin membuka ruang bagi teman-teman khususnya difabel netra agar bisa belajar di Tiongkok ke depannya, akan diupayakan semaksimal mungkin untuk bisa membuat program tersebut," tulis PPIT Ranting Kunming dalam rilis pers yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (17/11).
Lebih lanjut, Yaya menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia terus berupaya agar penyandang disabilitas di Indonesia bisa mengakses wajib belajar 12 tahun sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang Pendidikan Indonesia.
Selain itu, dia juga memaparkan informasi data mengenai pendidikan di Indonesia. Data yang disajikan bervariatif, termasuk data penurunan angka buta aksara beserta peran pemerintah dalam menyediakan pendidikan bagi penyandang disabilitas di tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dihadiri oleh perwakilan KBRI Beijing, PPIT juga mengundang perwakilan dari Braillle'iant Indonesia, Veronica Christamia Juniarmi dan perwakilan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), Muhammad Akbar Satriawan sebagai pembicara.
Menurut PPIT Ranting Kumning, webinar tersebut digelar dengan tujuan memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas mengenai isu-isu difabel netra di Indonesia.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya untuk PPIT Ranting Kunming yang telah sangat peduli memberikan layanan khusus kepada difabel netra. Kreasi yang telah dilakukan akan sangat bermanfaat dan tentunya akan membantu pemerintah dalam memberikan layanan khusus," kata Yaya.