Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya tidak akan pernah menyerah atas klaim penipuan surat suara dalam pemilihan presiden yang ditujukan kepada kubu Joe Biden.
Hal itu diungkapkan Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Minggu (29/11).
"Ini bukan berarti Anda akan berubah pikiran. Pemikiran saya tidak akan berubah dalam enam bulan. Pemilu ini curang. Pemilu ini adalah penipuan total. Kami memenangkan pemilu dengan mudah," kata Trump kepada Maria Bartiromo dari Fox News seraya mengulangi klaimnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini menjadi momen wawancara pertama Trump di televisi sejak pemilu pada 3 November lalu. Sebagian besar wawancara itu diisi oleh monolog dari klaim Trump yang dilontarkan tanpa bukti terkait penipuan pilpres.
Terlepas dari serangan Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap validitas sistem pilpres AS, tim hukumnya juga belum memberikan bukti apa pun yang dapat diajukan ke pengadilan.
Dilansir AFP, kasus demi kasus yang diajukan tim hukum Trump ditolak oleh hakim di seluruh negeri. Penolakan terbaru datang dari Mahkamah Agung Pennsylvania terkait gugatan yang diajukan oleh pendukung Trump atas kemenangan Biden di sana.
"Kami mencoba memasukkan bukti dan hakim tidak akan mengizinkan kami melakukannya. Kami sedang mencoba. Kami tidak punya banyak bukti," kata Trump.
Trump pun mengeluh bahwa Departemen Kehakiman dan Biro Investigasi Federal (FBI) tidak membantunya, dia juga mempertanyakan MA.
"Kami harus didengar oleh Mahkamah Agung. Sesuatu harus bisa mencapai itu. Kalau tidak, apa itu Mahkamah Agung?," tanya Trump.
Bahkan ketika masa jabatan Trump di Gedung Putih hampir habis, ia menolak mengisyaratkan akan menghentikan tuntutan hukum.
"Saya tidak akan menyebutkan tanggal," ujarnya.
Disinggung soal prospek kemenangan atas tuntutan hukum yang dijalaninya, Trump masih berharap hal itu terjadi.
"Saya harap begitu".
Biden memenangkan pemilihan presiden dnegan mengantongi 306 suara elektoral, sementara Trump jauh tertinggal dengan 230 suara.
Dalam sejarah pilpres AS, pihak yang kalah dalam perhitungan suara elektoral biasanya akan langsung menyerah. Tapi terlepas apakah Trump mengakui kekalahannya atau tidak, sistem Electoral College akan mengonfirmasi kemenangan Biden pada 14 Desember dan presiden terpilih akan dilantik pada 20 Januari mendatang.
(ans/evn)