Bangladesh memulai proses pengiriman 922 pengungsi Rohingya ke pulau terpencil yang dikenal rawan badai dan banjir.
Anwar Hossain selaku kepala kepolisian daerah penampungan Rohingya, Cox's Bazar, mengatakan bahwa ratusan pengungsi itu sudah berangkat menggunakan 20 bus.
"Dua puluh bus sudah berangkat dengan dua gelombang. Ada 423 orang di 10 bus pertama dan 499 orang di 10 bus kedua," ujar Hossain kepada AFP, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang petugas kepolisian kemudian mengatakan bahwa 20 bus itu akan menujuChittagong. Dari sana, para pengungsi akan berangkat menggunakan kapal ke Pulau Bhashan Char pada Jumat (4/12).
Pulau seluas 52 kilometer persegi itu merupakan daratan yang baru muncul ke permukaan di Teluk Bengal dalam beberapa dekade belakangan.
Angkatan Laut Bangladesh kemudian membangun tempat tinggal yang bisa menampung setidaknya 100 ribu pengungsi Rohingya. Mereka juga membuat tanggul banjir setinggi tiga meter.
Namun, warga sekitar mengatakan bahwa badai dan angin muson yang berembus di sekitar pulau itu dapat membawa ombak hingga setinggi 4-5 meter. Selama ini, pulau itu memang kerap tenggelam ketika diterpa banjir.
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bangladesh pun menanggapi keras keputusan untuk memindahkan Rohingya ke pulau tersebut. Mereka mengaku tak diberikan akses untuk meninjau keamanan pulau itu.
"[Pengungsi] harus dapat mengambil keputusan secara bebas berdasarkan informasi lengkap mengenai relokasi ini," demikian pernyataan PBB di Bangladesh.
Mereka juga menekankan bahwa pengungsi-pengungsi tersebut harus mendapatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan.
Di tengah banjir kritik ini, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen, menegaskan bahwa kondisi di pulau tersebut lebih baik ketimbang pengungsian.
Bangladesh menganggap para pengungsi Rohingya ini sebagai beban ekonomi. Namun, para pengungsi Rohingya juga tak punya tempat untuk tinggal karena mereka menjadi target persekusi di kampung halaman sendiri di Rakhine, Myanmar.
Hingga saat ini, Bangladesh menampung hampir satu juta pengungsi Rohingya yang kebanyakan kabur ke negara itu demi menghindari kekerasan militer Myanmar.
(has)