Trump Akan Teken Perintah Prioritas Vaksin Corona untuk AS

CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2020 18:10 WIB
Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk memprioritaskan pengiriman vaksin corona ke AS sebelum didistribusikan ke negara-negara lain.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (AP/Evan Vucci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Donald Trump diperkirakan akan menandatangani perintah eksekutif pada Selasa (8/12) untuk memprioritaskan pengiriman vaksin corona ke Amerika Serikat sebelum didistribusikan ke negara-negara lain.

Hal itu diungkapkan oleh pejabat senior pemerintahan AS. Penandatanganan dijadwalkan akan berlangsung selama KTT vaksin di Gedung Putih, dengan harapan akan menghilangkan kekhawatiran berbagai pihak mengenai keterbatasan.

Pejabat Gedung Putih menggambarkan perintah itu sebagai "penegasan kembali atas komitmen Trump untuk mendahulukan Amerika (America's first)".

Tapi dalam panggilan telepon dengan jurnalis pada Senin malam, pejabat administrasi Trump mengatakan Gedung Putih tidak memberikan keterangan konkret atas perintah itu. Pejabat tersebut berbicara secara anonim.


Perintah itu muncul setelah New York Times pada Senin melaporkan bahwa perusahaan farmasi Pfizer telah menawarkan untuk menjual dosis vaksin tambahan kepada pemerintah AS pada akhir musim panas, tapi pemerintah menolaknya.

Keputusan tersebut lantas meningkatkan kekhawatiran bahwa Pfizer mungkin tidak dapat memenuhi jumlah vaksin pesanan AS hingga Juni karena perusahaan farmasi itu telah berkomitmen dengan negara lain.

Tapi dalam panggilan telepon pada Senin malam, pejabat Gedung Putih membantah pihaknya menolak kesempatan untuk membeli lebih banyak dosis vaksin Pfizer beberapa bulan lalu.

Seorang pejabat senior mengatakan pemerintah AS sedang berada "di tengah negosiasi" dan tidak dapat berkomentar secara terbuka mengenai pembicaraan dengan Pfizer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Tapi kami merasa sangat yakin bahwa akan ada jumlah dosis yang cukup untuk memvaksinasi semua orang Amerika sebelum akhir kuartal kedua 2021," kata pejabat itu.

Dilansir CNN, kontrak awal perjanjian pembelian vaksin antara AS dengan Pfizer ditandatangani pada 22 Juli. Perjanjian mencakup 100 juta dosis dengan potensi pembelian yang lebih banyak, 100 juta dosis itu akan cukup untuk memvaksinasi 50 juta orang.

Selain bersepakat dengan Pfizer, pejabat administrasi Trump mengatakan mereka masih terus bernegosiasi dengan beberapa perusahaan farmasi lain yang mengembangkan vaksin Covid-19.

AS memiliki kesempatan untuk membeli 3 miliar dosis vaksin. Secara teori, jumlah itu akan cukup untuk memvaksinasi populasi AS dalam beberapa kali lipat.

Pfizer sendiri tidak mengungkapkan apakah mereka tidak dapat memasok dosis vaksin tambahan untuk AS atau pihaknya tidak dapat memenuhi pesanan tambahan hingga musim panas mendatang.

"Pemerintah AS menempatkan pesanan awal (sebanyak) 100 juta dosis untuk vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, dan Pfizer siap untuk mulai mengirimkan dosis awal segera setelah menerima Otorisasi Penggunaan Darurat dari FDA," kata Pfizer dalam sebuah pernyataan.


"Setiap dosis tambahan di luar 100 juta dosis tunduk pada perjanjian terpisah dan dapat diterima bersama. Perusahaan tidak dapat mengomentari setiap diskusi rahasia yang mungkin terjadi dengan pemerintah AS," ujarnya.

Selain itu, pejabat administrasi Trump juga mengonfirmasi bahwa perwakilan Pfizer dan perusahaan farmasi Moderna tidak akan menghadiri KTT Gedung Putih "karena pemerintah merasa kehadiran regulator lebih penting untuk menjelaskan proses otorisasi kepada rakyat Amerika".

Selain itu, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci, juga tidak ada dalam daftar hadir. Seorang pejabat mengatakan Fauci telah diundang dan ingin berpartisipasi, tapi ia berhalangan hadir.

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER