Amerika Serikat (AS) membeli 100 juta tambahan kandidat vaksin corona yang dikembangkan oleh Moderna. Total, Negeri Paman Sam itu kini telah membeli 200 juta rejimen vaksin Moderna dan juga 100 juta vaksin Pfizer-BioNTech
Artinya, pasokan vaksin mRNA-1273 Moderna yang sudah dibeli AS cukup untuk mengimunisasi 100 juta orang. Setiap orang akan mendapatkan dua kali suntikan.
Pesanan baru ini akan siap digunakan pada paruh kedua tahun 2021 mendatang. Sedangkan pesanan yang pertama siap digunakan pada kuartal pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengamankan 100 juta dosis lagi dari Moderna pada Juni 2021 semakin memperluas pasokan dosis kami di seluruh portofolio vaksin Operation Warp Speed," kata Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar, dikutip dari AFP.
Total, AS sudah mengalokasikan dana untuk vaksin Moderna sebesar US$4,1 miliar atau sekitar Rp58 triliun.
Hasil uji klinis terbaru pada 30 ribu orang menunjukkan vaksin Moderna memiliki kemanjuran hingga 94,1 persen. Rencananya para ahli di AS akan mengadakan pertemuan pada 17 Desember mendatang. Diperkirakan persetujuan darurat penggunaan vaksin ini akan segera dikeluarkan.
Sejumlah media menyebut, AS membeli vaksin Moderna dan tidak melanjutkan pembelian vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer agar memungkinkan negara lain membeli vaksin tersebut.
Vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer sama-sama menggunakan teknologi mRNA (messenger ribonucleic acid). Pendekatan baru ini mengirimkan instruksi genetik ke sel manusia untuk membuat mengekspresikan protein permukaan virus SARS-CoV-2.
Metode ini akan mensimulasikan infeksi dan mempersiapkan sistem kekebalan jika bertemu dengan virus yang sebenarnya.
Kelemahan utama yang telah diidentifikasi sejauh ini adalah molekul mRNA, yang terbungkus partikel lemak, harus disimpan pada suhu ultra dingin yakni -70 derajat Celcius untuk Pfizer, -20 derajat Celcius untuk Moderna.
(ptj/sfr)