Data Vaksin Corona Pfizer dan BioNTech Jadi Sasaran Peretasan

CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2020 20:03 WIB
Pfirzer dan BioNTech mengungkapkan dokumen vaksin mereka menjadi sasaran peretasan dalam serangan siber yang menyasar server Badan Obat-obatan Eropa (EMA).
Dokumen vaksin Pfizer dan BioNTech menjadi sasaran peretasan. (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech pada Rabu (9/12) mengungkapkan data yang dimuat dalam dokumen vaksin mereka telah menjadi sasaran peretasan dalam serangan siber yang menimpa server Badan Obat-obatan Eropa (EMA).

Dua perusahaan tersebut diketahui sedang mengantre untuk mendapatkan persetujuan bersyarat pertama dari regulator obat Uni Eropa untuk vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan.

Pfizer dan BioNTech mengatakan dokumen yang berkaitan dengan kandidat vaksin mereka telah diakses, tapi "tidak ada sistem yang dilanggar sehubungan dengan insiden ini".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak mengetahui data pribadi apa pun yang sedang diakses," kata Pfizer dalam sebuah pernyataan.

"EMA telah meyakinkan kami bahwa serangan siber tidak akan berdampak pada lini masa peninjauannya," kata kedua perusahaan tersebut.

Regulator obat-obatan UE pada Rabu pagi mengatakan pihaknya telah menjadi korban serangan siber. Serangan terjadi hanya beberapa pekan sebelum pihaknya dijadwalkan untuk memutuskan persetujuan khusus atas dua vaksin Covid-19.

EMA yang berbasis di Amsterdam mengatakan insiden itu sedang diselidiki, tapi tidak merinci waktu kejadian.

"EMA telah menjadi subjek serangan siber. Badan tersebut telah meluncurkan penyelidikan penuh dengan cepat, bekerja sama dengan erat bersama penegak hukum dan entitas terkait lainnya," kata EMA dalam pernyataan singkat.

Dilansir Associated Press, seorang juru bicara EMA mengatakan kepada AFP bahwa "EMA masih beroperasi penuh dan semua pekerjaan tetap berlanjut".

Kantor berita Belanda, ANP, melaporkan tim kejahatan teknologi tinggi kepolisian nasional Belanda telah terlibat dalam penyelidikan tersebut, tapi polisi tidak memberikan informasi lebih lanjut.

Peran EMA sebagai regulator obat bagi 27 negara UE menandai bahwa EMA memiliki akses ke data tentang keamanan dan kualitas obat-obatan dari uji klinis dan uji laboratorium dari perusahaan yang mengajukan permohonan otorisasi.

Badan tersebut mengatakan akan memberikan keputusan tentang persetujuan bersyarat untuk vaksin Pfizer-BioNTech pada pertemuan yang akan diadakan paling lambat 29 Desember. Sementara keputusan untuk vaksin dari Moderna akan menyusul pada 12 Januari.

Selain itu, pihaknya juga melakukan peninjauan untuk vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University-AstraZeneca dan Johnson&Johnson.

Sementara itu, pengawas siber Inggris mengatakan pihaknya sedang "bekerja dengan mitra internasional untuk memahami dampak dari insiden ini yang telah mempengaruhi regulator obat UE".

"Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa regulator obat Inggris telah terpengaruh," kata Pusat Keamanan Siber Nasional dalam sebuah pernyataan.

(ans/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER