Presiden Brasil Jair Bolsonaro akhirnya memberikan ucapan selama kepada Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilihan umum pad 3 November lalu.
Bolsonaro merupakan pendukung setia Presiden Donald Trump menjadi sosok yang akhirnya mengakui kemenangan Biden, menyusul Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador.
"Selamat saya sampaikan kepada Joe Biden, dengan harapan terbaik saya dan harapan bahwa Amerika Serikat terus enjadi 'tanah kebebasan dan rumah bagi yang berani'," kata Bolsonaro dalam sebuah pernyataan mengutip baris terakhir lagu kebangsaan AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan siap untuk bekerja dengan keunggulan Anda dan terus membangun aliansi Brasil-Amerika Serikat, dalam mempertahankan kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan di seluruh dunia," ucapnya seperti mengutip AFP.
Pernyataan Bolsonaro ini disampaikan setelah selama ini ia kerap menghindari penyebutan pemilu AS, terlebih setelah sekutunya Trump dinyatakan kalah.
Sosok yang kerap disebut sebagai 'Trump versi Brasil' itu juga sempat adu pernyataan dengan Biden selama kampanye pilpres AS. Biden kala itu mengkritik Bolsonaro atas kegagalan Brasil dalam melindungi hutan Amazon dari kebakaran hutan.
Tak terima dengan kritik Biden, Bolsonaro saat itu membalas dengan menyatakan bahwa pernyataannya 'membawa bencana dan tidak perlu'.
Selain Bolsonaro, sehari sebelumnya musuh bebuyutan AS, Presiden Rusia Vladimir Putin juga akhirnya memberikan ucapan selamat atas kemenangan Biden setelah pemungutan suara elektoral (electoral college), Selasa (15/12).
Menurut pernyataan Kremlin, ucapan selamat itu diberikan Putin melalui sebuah surat yang dikirimkan ke Washington.
"Dalam sebuah surat telegram, Putin berharap Presiden terpilih (Biden) selalu sukses, dan (Putin) menyampaikan rasa optimistis bahwa Rusia dan AS yang memegang tanggung jawab keamanan global dan stabilitas, bisa benar-benar berkontribusi menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan yang dunia sedang hadapi meski terdapat perbedaan antara kedua negara," bunyi pernyataan Kremlin pada Selasa (15/12).
(afp/evn)