Sejumlah peristiwa terjadi sepanjang akhir pekan yang dirangkum dalam kilas internasional. Mulai dari pemerintah melaporkan parodi Indonesia Raya ke polisi Malaysia hingga pemerintah Swiss mengakui blunder karena meremehkan Covid-19 di awal pandemi.
Pemerintah Indonesia membawa parodi lagu Indonesia Raya ke ranah hukum. Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia telah melaporkan lagu tersebut ke Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KBRI di Kuala Lumpur telah melaporkan ke kepolisian Malaysia dan mereka tengah melakukan penyelidikan," kata Teuku kepada CNNIndonesia.com, Minggu (27/12).
Teuku belum memberi banyak komentar. Ia juga tak bisa memastikan apakah video tersebut dibuat dan diunggah warga negara Malaysia.
"Masih diselidiki oleh kepolisian Malaysia, ditunggu saja hasilnya," ujarnya.
Sebanyak 20 bangunan dilaporkan rusak akibat ledakan yang terjadi di pusat kota Nashville, Amerika Serikat saat Natal, Jumat (25/12). Ledakan tersebut juga melukai tiga orang yang langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Mengutip AFP, Sabtu (26/12), ledakan tersebut merusak 20 bangunan, termasuk etalase toko dan jalanan. Selain itu, pecahan kaca, ranting pohon, dan batu bata berhamburan di area yang dipenuhi oleh pertokoan, restoran, dan bar tersebut.
Meskipun ledakan tersebut menghancurkan jendela bangunan dan pohon di sekitar, namun sepertinya diperhitungkan untuk tidak merenggut korban jiwa. Sebab, saat meledak kota tersebut sebagian besar sepi karena masih dini hari dan merupakan libur Hari Raya Natal.
Dalam laporannya, polisi mengatakan menemukan rekaman peringatan bom dari sebuah mobil yang terparkir.
Sebuah rekaman pesan, diputar dari motorhome atau recreational vehicle (RV), memperingatkan bahwa sebuah bom akan meledak dalam waktu 15 menit. Para saksi mengatakan bahwa rekaman peringatan bom itu diucapkan oleh suara wanita.
Menteri Kesehatan Swiss Alain Berset mengakui kesalahan pemerintahan mereka yang meremehkan penyebaran virus corona di awal pandemi Covid-19 mulai menulari seluruh dunia pada awal tahun ini.
Pernyataan itu disampaikan Bersetsaat menjawab pertanyaan dari kantor berita Swiss,SRF, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/12).
"Ada beberapa," jawab Bersetatas pertanyaan mengenai kesalahan pemerintah Swiss dalam menangani Covid-19.
Oleh karena itu, Berset menegaskan pemerintah Swiss tak akan jatuh pada lubang yang sama untuk menghadapi risiko terjadinya pandemi Covid-19 gelombang kedua. Diketahui, saat ini kawasan Eropa tengah terancam menghadapi gelombang kedua Covid-19.
(evn)