Ledakan keras terjadi di Bandara Internasional Aden Yaman pada Rabu (30/12). Setidaknya 13 orang tewas dan lebih dari 50 orang luka-luka karena peristiwa itu.
Dilansir dari AFP, ledakan terdengar tidak lama setelah pesawat yang membawa anggota kabinet pemerintah Yaman yang baru dibentuk tiba dari Arab Saudi.
Perdana Menteri Yaman Moeen Abdulmalik Saeed dan Menteri Informasi Yaman Moammar Al-Eryani menyatakan seluruh pejabat pemerintahan tidak ada yang terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:ABK Cirebon Meninggal di Kapal China |
Eryani menuding ledakan itu sebagai aksi "pengecut" gerakan pemberontak Houthi.
"Kami meyakinkan warga kami bahwa anggota kabinet pemerintahan baik-baik saja dan kami jamin serangan teroris pengecut oleh milier Huthi yang didukung Iran tidak akan menghalangi kami menjalankan tugas patriotik," ujar Eryani dalam unggahan akun Twitternya.
Sumber AFP menyebut jumlah korban kemungkinan akan meningkat. Doctors Without Borders tengah menyiapkan rencana penanganan kesehatan bagi korban dalam jumlah besar.
Ledakan pertama terjadi di terminal bandara. Tak lama setelahnya, ledakan kedua kembali terjadi ketika orang-orang berusaha menolong korban yang terluka. Suara tembakan sesekali terdengar setelahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab ledakan tersebut.
Juru bicara pemerintah Yaman Rajih Badi meminta investigasi internasional atas serangan teroris yang ia sebut menargetkan seluruh anggota kabinet.
"Ini terlalu cepat untuk menuding pihak manapun sebelum investigasi mengungkap siapapun yang mengeksekusi serangan, termasuk (menuding) Huthi," ujar Badi kepada AFP.
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi melantik kabinet pemerintah baru Yaman pada Sabtu (26/12) lalu di Riyadh, Arab Saudi. Kabinet itu terdiri dari perwakilan wilayah utara dan selatan Yaman.
Pemerintahan baru itu diharapkan bisa mengakhiri perebutan kekuasaan antara pendukung Hadi dan kelompok separatis yang telah membawa Yaman ke krisis kemanusiaan selama bertahun-tahun.
(afp/sfr)