Usai Inggris, Argentina Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca

CNN Indonesia
Kamis, 31 Des 2020 04:18 WIB
Argentina menjadi negara ke-2 di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin corona buatan AstraZeneca/Oxford.
Argentina menjadi negara ke-2 di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin corona buatan AstraZeneca/Oxford. Ilustrasi. (AP/John Cairns).
Jakarta, CNN Indonesia --

Argentina menyetujui penggunaan vaksin corona buatan AstraZeneca/Oxford pada Rabu (30/12). Negeri tango menjadi negara ke-2 di dunia yang memberikan persetujuan penggunaan vaksin tersebut setelah Inggris.

Badan Obat Nasional mengungkapkan Argentina telah menandatangani kesepakatan produksi vaksin tersebut, yang telah dimasukkan dalam daftar penggunaan darurat. Sebelumnya, Argentina memesan 22 juta dosis vaksin AstraZeneca/Oxford.

"Produk (vaksin AstraZeneca) menunjukkan keseimbangan manfaat dan risiko yang dapat diterima," jelas Badan Obat Nasional Argentina dalam pernyataanya, dilansir AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vaksin AstraZeneca/Oxford dapat disimpan, diangkut dan ditangani dalam kondisi pendinginan normal. Dengan demikian, vaksin ini lebih murah dan mudah untuk diberikan dibandingkan vaksin lain yang dikembangkan Pfizer/BioNTech dan Moderna yang membutuhkan pembekuan.

Argentina dan Meksiko telah bersepakat untuk memproduksi vaksin dan mendistribusikannya di Amerika Latin.

Vaksin AstraZeneca sendiri merupakan vaksin ketiga yang mendapat lampu hijau dari Argentina setelah vaksin buatan Pfizer/BioNTech dan Sputnik V yang dikembangkan Rusia.

Mulai Selasa (29/12) lalu, Argentina memulai vaksinasi Covid-19dengan menggunakan Sputnik V.

Pengiriman pertama 300 ribu dosis vaksin Sputnik V tiba di Argentina pada Kamis malam. Pengiriman sebanyak 19 juta dosis lainnya dijadwalkan pada Januari dan Februari.

Secara keseluruhan, pemerintah Argentina berniat membeli 51 juta dosis vaksin covid-19 untuk warganya.

Berdasarkan data terakhir, Argentina mencatat lebih dari 1,6 juta kasus corona di mana sekitar 43 ribu di antaranya berujung pada kematian.

(afp/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER