Washington D.C. Lockdown Akibat Bentrokan Pendukung Trump

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 03:01 WIB
Ibu Kota Washington D.C., memberlakukan lockdown akibat bentrokan antara aparat dan massa pendukung Presiden AS, Donald Trump.
Bentrokan antara aparat keamanan dengan massa pendukung Trump. (AP/Julio Cortez)
Jakarta, CNN Indonesia --

Situasi di Washington D.C. semakin panas akibat bentrokan antara aparat keamanan dengan massa pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pejabat setempat memutuskan mengunci wilayah (lockdown) itu untuk mengendalikan keadaan.

Dilansir AFP, Kamis (7/1), massa pendukung Trump mencoba menghentikan rapat Kongres AS untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden 2020, dan menetapkan politikus Partai Demokrat, Joe Biden, sebagai pemenang.

"Karena tidak ada yang keberatan, majelis memutuskan rapat Dewan Perwakilan ini reses," kata Ketua Majelis Jim McGovern.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aparat kepolisian bentrok dengan para pendukung Trump yang berasal dari kelompok milisi dan organisasi masyarakat sayap kanan seperti Proud Boys. Polisi mengevakuasi seluruh staf dan anggota Kongres ke lokasi yang lebih aman.

Para pendukung Trump mencoba menerobos barikade polisi untuk melintasi Jalan Black Lives Matter yang menuju ke Gedung Putih.

Aparat menembakkan gas air mata hingga terlibat baku hantam menggunakan pentungan dengan massa pendukung Trump.

Kepolisian menyatakan sejumlah anggota mereka luka-luka dalam bentrokan itu.

Kongres AS menggelar sidang untuk mengesahkan kemenangan Biden. Wakil Presiden Mike Pence hadir untuk membuka jalannya sidang.

Pence mengatakan dia akan memberikan pernyataan yang menyoroti masalah integritas dalam Pilpres AS 2020, tetapi tidak merinci apakah akan menyatakan sikap menolak hasil Pilpres AS 2020 di depan Kongres.

Trump meminta seluruh pendukungnya dan para anggota fraksi Partai Republik di Kongres untuk sekuat tenaga menolak pengesahan kemenangan Biden.

Dia terus menuduh terjadi kecurangan dalam Pilpres AS, yang sampai saat ini belum bisa dibuktikan.

(afp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER