Sejumlah peristiwa terjadi pada Rabu (3/2), mulai dari panglima militer Myanmar yang menyebut jika kudeta tak terhindarkan hingga Arab Saudi melarang penerbangan dari Indonesia dan 19 negara lain, dirangkum dalam kilas internasional.
Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan penggulingan pemerintahan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi tak terhindarkan. Aung Hlaing mengklaim pengambilalihan kekuasaan ini sesuai dengan hukum.
"Setelah banyak permintaan, cara ini tak terhindarkan bagi negara dan itulah mengapa kami harus memilihnya," katanya dalam rapat kabinet pertama, menurut pidato yang diposting di halaman Facebook resmi militer, dikutip dari AFP, Rabu (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenderal Aung Hlaing diberi "kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif", yang secara efektif mengembalikan Myanmar ke pemerintahan militer setelah 10 tahun masuk dalam transisi demokrasi.
Sebuah pernyataan di akun Facebook terverifikasi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menyerukan pembebasan Suu Kyi, serta Presiden Win Myint dan semua anggota partai yang ditahan.
Kerajaan Arab Saudi mengumumkan larangan penerbangan internasional dari Indonesia dan 19 negara lainnya. Penutupan ini dilakukan karena adanya temuan varian baru virus corona yang lebih menular.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penutupan penerbangan secara efektif berlaku mulai hari ini, Rabu (3/2) pukul 9 malam waktu setempat.
Selain Indonesia, Saudi juga menghentikan sementara penerbangan dari Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Italia, Pakistan, Brasil, Inggris, Turki, Afrika Selatan, Prancis, Libanon, Mesir, India, dan Jepang.
Kendati demikian, diplomat dan pekerja kesehatan yang berasal dari negara-negara di atas akan tetap diperbolehkan masuk sesuai dengan tindakan pencegahan yang berlaku.
Tim ahli yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendatangi laboratorium di kota Wuhan, China pada Rabu (3/2) untuk menyelidiki asal usul virus corona.
Inspeksi lembaga virologi Wuhan, yang melakukan penelitian mengenai Covid-19 akan menjadi salah satu tujuan tim penyelidik WHO.
Peter Daszak, salah satu anggota tim WHO mengatakan jika mereka telah menantikan hari itu untuk mengajukan semua pertanyaan kepada laboratorium virologi.
CGTNseperti dilansirAFPmewartakan bahwa tim WHO mengunjungi laboratorium keamanan hayati nasional untuk bertukar pikiran dengan para ahli dari institut tersebut, upaya anti-epidemi, dan kontribusi terhadap ilmiah internasional.
(evn)