Johnson & Johnson Ajukan Izin Darurat Vaksin Corona ke FDA

CNN Indonesia
Jumat, 05 Feb 2021 06:52 WIB
Johnson & Johnson mengajukan izin pengesahan penggunaan darurat vaksin corona ke regulator kesehatan AS (FDA).
Ilustrasi vaksin corona. (Foto: iStockphoto/FilippoBacci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Johnson & Johnson mengajukan izin pengesahan penggunaan darurat dosis tunggal vaksin corona buatannya kepada regulator kesehatan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/ FDA).

Permohonan pengajuan penggunaan darurat ini diajukan setelah J&J pekan lalu merilis nilai efikasi vaksin sebesar 66 persen dalam uji klinis global.

Mengutip Reuters, FDA nantinya akan menganalisa data dan melakukan pertemuan dengan komite penasihat untuk mempelajari pengajuan izin oleh J&J.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu FDA menuturkan rencana baik J&J yang berencana meluncurkan vaksinnya pada Maret mendatang.

Setelah mengantongi izin darurat, J&J telah menyiapkan dosis untuk proses pengiriman. J&J menargetkan bisa mengirim 1 miliar dosis vaksin pada 2021 dengan produksi di Amerika Serikat, Eropa, Afrika Selatan, dan India.

AS telah sepakat untuk membeli 100 juta dosis vaksin J&J senilai US$1 miliar. Rencananya AS akan membeli tambahan 200 juta dosis vaksin J&J.

Kampanye vaksinasi massal dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran akibat kemunculan jenis baru virus corona Inggris yang lebih menular dan berpotensi membuat efektivitas vaksin menjadi menurun.

Berbeda dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, vaksin buatan J&J tidak memerlukan suntikan dosis kedua atau harus dikirim dalam keadaan beku.

Vaksin J&J menggunakan virus flu biasa yang dikenal sebagai adenovirus tipe 26 untuk memasukkan protein virus corona ke dalam sel-sel tubuh dan memicu respons imun. Sementara vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru, messenger RNA (mRNA) sehingga harus disimpan dalam kondisi beku.

(evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER