AS Sebut Mutasi Corona Inggris Lebih Mematikan

CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2021 19:01 WIB
Penelitian lembaga AS memperlihatkan mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris lebih mematikan daripada virus aslinya.
Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/koto_feja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, dr. Rochelle Walensky, memperlihatkan bahwa mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris lebih mematikan daripada virus aslinya.

Meski ilmuwan di berbagai negara masih mempelajari varian baru corona itu, data penelitian awal menunjukkan bahwa mutasi virus yang dikenal B.1.1.7 itu mungkin lebih mematikan dari virus corona aslinya.

"Kami tahu bahwa beberapa varian virus telah meningkatkan tingkat penularannya, ada peningkatan data yang menunjukkan bahwa beberapa varian virus, varian B.1.1.7 sebenarnya mempengaruhi tingkat mortalitas. Dan juri masih belum bisa menjawab bagaimana vaksin bisa bekerja melawan varian ini," ujar Walensky kepada MSNBC pada Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir CNN, Walensky memaparkan masyarakat termasuk pemerintah harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkait virus sebagai standar pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan Covid-19.

"Kita harus mengikuti ilmu pengetahuan dan belajar lebih banyak tentang apakah protokol kesehatan masyarakat, tindakan mitigasi, pemakaian masker, aturan jaga jarak kita selama ini akan sepenuhnya efektif melawan varian ini, tetapi kita memiliki setiap alasan untuk percaya bahwa mereka akan melakukannya," kata Walensky.

Sejauh ini, Walensky mengatakan bahwa studi yang dilakukan pihaknya menemukan bahwa orang-orang yang terinfeksi varian baru corona biasanya tidak menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.

"Yang kami tahu saat ini adalah bahwa varian virus corona baru ini akan kurang mematikan jika kita mematuhi protokol kesehatan," katanya.

Sepekan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengatakan bahwa selain menular dengan cepat, varian baru mutasi corona Inggris mungkin lebih mematikan dibandingkan jenis sebelumnya.

Peneliti dari NERVTAG (New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group), Neil Ferguson mengatakan jika varian baru ini kemungkinan 30 persen lebih mematikan jika menginfeksi orang tua. Hal itu lantaran varian baru corona Inggris lebih mudah menular.

"Kemungkinan yang realistis bahwa varian baru corona bisa lebih mematikan, tetapi masih ada banyak ketidakpastian. kami melihat adanya relasi antara risiko kematian bagi orang yang dinyatakan positif terinfeksi varian baru dibandingkan dengan jenis lama," ucap Ferguson seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, Kepala Penasihat Ilmiah Patrick Vallance mengatakan bukti mengenai mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di London dan tenggara Inggris itu masih 'belum kuat' karena berasal dari serangkaian informasi yang berbeda.

Selain Inggris, varian baru corona juga ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil. Sama seperti di Inggris, beberapa mutasi corona baru itu juga masih dalam penelitian lebih lanjut.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER