Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Moderna menargetkan dapat menambah jumlah dosis vaksin corona yang dikemas dalam satu vial. Penambahan itu mengganti jumlah dosis per kemasan dari yang sebelumnya berisi 10 dosis menjadi 15 dosis.
Juru bicara Moderna mengatakan, penambahan tersebut dimaksudkan untuk mempercepat suplai vaksin di pasaran.
"Untuk memaksimalkan sumber daya dengan lebih baik serta memaksimalkan peluang untuk memberikan lebih banyak dosis ke setiap pasar lebih cepat, Moderna mengajukan untuk mengemas 15 dosis vaksin per vial dari sebelumnya berisi 10 dosis vaksin," kata juru bicara kepada AFP pada Jumat (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah tersebut lebih tinggi dari ketentuan yang baru-baru ini disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS seperti yang dilaporkan New York Times. Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa FDA telah menyetujui Moderna mengemas 14 dosis per botol atau naik 4 dosis dari ketentuan sebelumnya yang berisi 10 dosis.
Moderna melanjutkan bahwa rencana penambahan dosis vaksin dalam kemasan tidak akan berdampak pada penggunaan botol yang dipakai saat ini.
Sementara itu, Moncef Slaoui yang merupakan kepala penasihat ilmiah untuk program pengembangan vaksin di bawah mantan presiden Donald Trump, menyambut baik kabar tersebut.
"Ini akan menjadi langkah maju yang bagus," kata Slaoui kepada New York Times.
Slaoui melanjutkan rencana Moderna menambah jumlah dosis per kemasan akan mempercepat jalur produksi vaksin menjadi kurang dari sepuluh minggu atau sebelum akhir April vaksin dapat terdistribusi secara menyeluruh.
Hingga saat ini program vaksinasi di Amerika Serikat baru mencapai sekitar sepuluh persen orang dari populasi. Dalam program vaksinasi tersebut kurang dari setengahnya menggunakan vaksin buatan Moderna dan sisanya menggunakan vaksin buatan Pfizer.
(sfr/nly/sfr)