Trump Sempat Tawarkan Kim Jong-un Tumpangan saat KTT Hanoi
Mantan Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump dilaporkan sempat menawarkan tumpangan kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk kembali ke Pyongyang usai menghadiri KTT Hanoi pada 2019 lalu.
Namun Kim saat itu dikabarkan menolak tawaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Mantan wakil keamanan nasional di era Trump, Matthew Pottinger mengatakan Trump saat itu memberikan satu tawaran sebelum ia meninggalkan Vietnam.
"Presiden Trump menawari Kim tumpangan pulang dengan Air Force One. Presiden tahu bahwa Kim telah tiba setelah menempuh perjalan darat menggunakan kereta selama beberapa hari melalui China ke Hanoi," kata Pottinger seperti mengutip Sputnik News.
"Saat itu presiden berkata: 'Saya bisa mengantarmu pulang dalam dua jam jika Anda mau'. Namun Kim menolak tawaran itu."
Senada, mantan penasihat keamanan nasional, John Bolton, yang kemudian membelot menentang Trump usai dipecat juga mengungkap hubungan hangatnya dengan Kim sejak pertemuan pertama mereka di Singapura.
"Trump mengira dia punya sahabat baru," kata Bolton dalam laporan yang dirilis BBC.
Bukan hanya menawarkan tumpangan, Bolton juga mengungkap bahwa Trump sempat setuju memenuhi keluhan Kim terkait latihan militer pasukan AS dan Korea selatan di teluk Korea.
"Kim Jong-un, seperti yang dilakukannya di masa lalu, mengeluhkan latihan bersama besar-besaran antara Korea Selatan dan pasukan Amerika yang telah berlangsung di semenanjung Korea selama seitar 60 tahun lebih. Trump, entah kenapa, berkata 'Saya akan menghentikan latihan perang. Itu tidak perlu karena mahal dan itu akan membuatmu bahagia'," ujar Bolton yang mengaku tidak mempercayai ucapan itu keluar dari mulut Trump.
Bolton sempat mengeluhkan pernyataan Trump tersebut lantaran membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan para staf seniornya.
"[Pernyataan] itu keluar dari pikiran Trump sendiri. Itu adalah kesalahan sendiri' itu adalah konsesi dari yang tidak kami dapatkan sebagai balasannya," kata Bolton.
Hubungan dekat Trump dan Kim tak bertahan lama setelah kedua pihak tidak mencapai kesepakatan terkait denuklirisasi.
Ironisnya, setelah pertemuan di Hanoi menemui jalan buntu, Trump keluar dari ruangan dengan menjelekkan Kim secara tidak langsung di hadapan media yang meliput.
"Terkadang Anda hanya perlu berjalan kaki," ucap Trump kala itu.
Lihat juga:Korsel dan AS Kembali Bahas Perdamaian Korea |
Sebuah bocoran dokumen mengungkap perundingan antara AS dan Korut gagal setelah Trump menyerahkan secarik kertas kepada Kim yang berisi seruan untuk pemindahan senjata nuklir dan bahan bakar bom dari Pyongyang ke AS.
Trump memberi Kim secarik kertas berbahasa Korea dan bahasa Inggris yang menjelaskan posisi AS di Hotel Metropole Hanoi pada 28 Februari, menurut seorang sumber anonim yang mengetahui jalannya pertemuan tersebut.
Itu adalah pertama kalinya Trump secara eksplisit mendefinisikan apa yang ia maksud dengan denuklirisasi ke Kim, kata sumber tersebut.
Dokumen itu tampaknya mewakili denuklirisasi "model Libya" yang telah ditolak Korea Utara berulang kali. Dokumen itu akan dilihat oleh Kim sebagai penghinaan dan provokatif, menurut para analis.
Trump sebelumnya mengatakan "model Libya" hanya akan digunakan jika kesepakatan tidak dapat dicapai.
Dokumen itu dimaksudkan untuk memberikan kepada Korea Utara definisi yang jelas dan ringkas tentang apa yang dimaksud AS dengan "finalisasi, sepenuhnya dapat diverifikasi, denuklirisasi," kata sumber anonim tersebut.
(evn)