Menlu Retno Bahas Solusi Krisis Myanmar dengan AS hingga PBB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan membahas penyelesaian krisis politik di Myanmar pasca-kudeta dengan Amerika Serikat hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Pagi ini saya juga berbicara dengan acting assistant under secretary AS. Besok rencananya akan kembali komunikasi dengan Menlu Inggris dan Sekjen PBB (soal Myanmar)," kata Retno dalam jumpa pers virtual di Jakarta usai lawatan dari Thailand pada Rabu (24/2).
Retno mengatakan dalam beberapa hari terakhir dirinya tak henti berbicara secara intensif dengan Ketua ASEAN, Menlu Vietnam, Laos, Kamboja, hingga utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna mencari masukan dan solusi bagi Myanmar.
Selama di Bangkok, kata Retno, dia tak hanya bertemu dengan Menlu Thailand dan mendiskusikan isu bilateral. Retno melakukan pertemuan singkat dengan Menlu Myanmar yang ditunjuk oleh rezim militer, U Wunna Maung Lwin, di Bandara Doan Muang.
Selain AS dan PBB, Retno menuturkan telah berkomunikasi intensif dengan Menlu China, Australia, Jepang, hingga India terkait krisis politik Myanmar.
Retno juga memaparkan sudah mengunjungi Brunei Darussalam dan Singapura pada pekan lalu untuk membicarakan isu yang sama. Ia menuturkan Indonesia-Malaysia juga telah panjang lebar berdiskusi mencari jalan terbaik bagi Myanmar saat PM Muhyiddin Yassin bertandang ke Jakarta.
"Pelaksanaan shuttle diplomacy ini tentunya bukan hal mudah dilakukan di masa pandemi. Berbicara dengan semua pihak, menjalin komunikasi, dan berkonsultasi, selalu dilakukan Indonesia dengan tujuan utama dapat memberikan kontribusi untuk menangani masalah yang sedang berkembang," ujar Retno.
U Wunna dan Retno bertemu setelah keduanya melakukan kunjungan ke Thailand di hari yang sama.
Pertemuan itu juga berlangsung setelah Retno tiba-tiba membatalkan kunjungannya ke Naypyidaw pada Kamis (25/2) besok.
"Komunikasi dan pertemuan singkat dengan U Wunna Maung Lwi telah terselenggara di Bangkok hari ini. Saat bertemu Menlu Thailand, saya dapat informasi bahwa U Wunna juga sedang berada di Bangkok," kata Retno.
"Pertemuan dengan U Wunna akhirnya dilakukan di bandara Don Muang, di mana hadir juga Menlu Thailand," paparnya menambahkan.
Dalam pertemuan itu, Retno mengatakan meminta semua pihak di Myanmar untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan. Hal itu disampaikan Retno setelah demonstrasi anti-kudeta yang berlangsung di Myanmar menewaskan tiga demonstran akibat tertembak peluru tajam aparat keamanan.
"Keinginan rakyat Myanmar harus didengarkan. Pentingnya akses dan kunjungan kemanusiaan kepada orang-orang yang ditahan (militer) juga penting," kata Retno.
(rds/ayp)