Pedemo di Myanmar menjadikan tato wajah pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang digulingkan sebagai simbol perlawanan atas kudeta militer.
Studio tato di seluruh Myanmar melaporkan lonjakan permintaan tato Suu Kyi. Sejumlah studio bahkan menggunakan hasil keuntungan mereka untuk mendukung pengunjuk rasa.
"Kami mencintai dan menghormatinya karena dia telah berkorban begitu banyak untuk kami," kata seniman tato bernama Ye, 37 seperti dilaporkan Guardian, Rabu (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ye memperlihatkan karya seninya berupa gambar Suu Kyi lengkap dengan bunga melati di punggung seorang wanita.
Usai Suu Kyi dikudeta pada 1 Februari lalu, para pendukung tidak ragu lagi untuk menato wajah wanita 75 tahun itu.
"Saya bahkan tidak memiliki tato orang tua saya," kata Hlaing, 32.
Dia menggambarkan kudeta itu lebih menyakitkan daripada harus menahan jarum tato selama enam jam. "Saya merasa dirugikan dan tertindas, saya harus membuat tato itu."
Ye, yang tengah mengerjakan desain baru tato Aung San Suu Kyi telah mengumpulkan sumbangan untuk gerakan pembangkangan sipil demi mencabut fungsi militer melalui pemogokan massal di seluruh negeri.
"Militer berencana memenjarakannya sampai tua, seperti yang mereka lakukan sebelumnya," kata dia. "Jika mereka tidak mengurungnya selama 15 tahun, negara kami pasti lebih maju, tetapi militer tahu semua itu."
Aung San Suu Kyi kini masih berada dalam tahanan. Dia menghadapi tuduhan mengimpor walkie talkie ilegal.
Myanmar juga menuduh Suu Kyi melanggar undang-undang bencana alam. Dia menghadapi hukuman tiga tahun penjara, dan rencananya sidang digelar pada 1 Maret.
Selain Suu Kyi, angkatan bersenjata Myanmar, Tatmadaw menahan sejumlah pejabat pemerintahan sipil, seperti Presiden Myanmar, Win Myint, dan sejumlah tokoh senior partai berkuasa, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Tatmadaw telah mengumumkan status darurat militer selama satu tahun. Militer menyatakan kekuasaan pemerintah Myanmar telah diserahkan kepada Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing.
Sejauh ini, tiga pengunjuk rasa anti-kudeta dilaporkan tewas dalam demonstrasi. Sementara seorang pria yang berpatroli di lingkungan Yangon dan melawan penangkapan malam, juga ditembak mati pada akhir pekan.
(dea)