Sebulan Kudeta, Suu Kyi Akan Hadapi Sidang Kedua Hari Ini

CNN Indonesia
Senin, 01 Mar 2021 13:50 WIB
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dijdwalkan akan menghadapi persidangan kedua pada hari ini, Senin (1/3).
Pemimpin de factor Myanmar, Aung San Suu Kyi akan menghadpi persidangan kedua hari ini, Senin (1/3). (Foto: REUTERS/POOL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dijdwalkan akan menghadapi persidangan pada Senin (1/3) setelah ditahan militer dalam kudeta yang berlangsung tepat sebulan lalu.

Perempuan 75 tahun itu belum pernah terlihat lagi di depan publik sejak menjadi tahanan rumah militer sejak 1 Februari lalu. Suu Kyi dilaporkan ditahan di Ibu Kota Naypyidaw.

Pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan bahwa dirinya masih belum bisa berkomunikasi dengan kliennya hingga menjelang sidang kedua ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maung Zaw berharap hakim pengadilan bisa segera resmi menyetujui statusnya sebagai kuasa hukum Suu Kyi.

"Akan sangat tidak adil baginya (Suu Kyi) jika tidak segera didampingi pengacara," kata Maung Zaw kepada AFP.

Advokat veteran hak asasi manusia itu menuturkan sidang Suu Kyi hari ini akan fokus pada manajemen kasus dan jadwal persidangan.

Pada 16 dan 17 Februari lalu junta militer Myanmar juga telah menyidang Suu Kyi dan Presiden Win Myint secara diam-diam.

Persidangan itu digelar sehari lebih cepat dari jadwal dan dilakukan diam-diam tanpa sepengetahuan pengacara setelah gerakan protes anti-kudeta semakin meluas di Myanmar.

Sejauh ini, Suu Kyi didakwa dua tuntutan. Pertama, terkait kepemilikan walkie talkie ilegal.

Kedua, dakwaan terkait pelanggaran Undang-Undang Penanggulangan Bencana Alam. Dalam dakwaan baru itu, Suu Kyi dituduh melanggar aturan pemerintah terkait pandemi virus corona selama pemilu 2020.

Sejauh ini, junta militer Myanmar dilaporkan telah menahan ratusan orang termasuk pejabat sipil dan aktivis.

Jumlah korban meninggal dalam gelombang demo menentang kudeta sejak 1 Februari lalu juga telah bertambah dan diperkirakan mencapai total 24 orang.

Laporan itu disampaikan oleh Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PBB menuturkan dalam demonstrasi akhir pekan lalu saja tercatat sebanyak 18 orang tewas dalam bentrokan antara pedemo dan aparat. Menurut mereka selain jatuh korban jiwa, sebanyak 30 orang dilaporkan luka-luka dalam demonstrasi akhir pekan lalu.

Menurut PBB jumlah korban meninggal dalam demo Myanmar pada akhir pekan lalu kemungkinan adalah yang tertinggi dalam satu hari.

Jika benar, maka jumlah korban jiwa dalam gelombang unjuk rasa di Myanmar sampai saat ini sudah mencapai 24 orang.

Kantor HAM PBB juga menyatakan mereka mencatat ada sekitar seribu orang yang ditangkap aparat dalam unjuk rasa pada Minggu kemarin.

(rds/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER