Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan negaranya ingin menjalin kerja sama keamanan dengan negara Teluk Arab, sekutu barunya.
Mereka sama-sama memiliki kekhawatiran terhadap Iran.
Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bagian dari normalisasi hubungan yang didukung Amerika Serikat, Israel dan UEA telah mengusulkan kerja sama pertahanan dan militer.
Dalam kunjungan ke perbatasan Israel-Gaza, Gantz menepis laporan lembaga penyiaran publik Kan bahwa Israel sedang mempertimbangkan perjanjian pertahanan dengan negara-negara Teluk Arab. Akan tetapi dia mengatakan hubungan keamanan akan diupayakan.
"Saya tidak berpikir itu akan menjadi pakta pertahanan tetapi kami akan mengembangkan hubungan pertahanan dengan setiap negara yang memiliki hubungan dengan kami," kata Gantz kepada Reuters.
"Kami memiliki pengaturan keamanan khusus dalam menjalin hubungan," katanya. Namun Gantz tidak menjelaskan secara rinci apa saja yang akan dicapai dalam pengaturan tersebut.
Dia mengisyaratkan bahwa Israel tidak menentang penjualan 50 jet tempur siluman F-35 AS ke UEA yang disetujui oleh mantan Presiden Donald Trump.
Kesepakatan itu kini sedang ditinjau oleh pemerintahan Presiden Joe Biden.
Duta besar pertama UEA untuk Israel telah bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Selasa, (2/3).
Netanyahu bertemu dengan duta besar Mohamed Al Khaja di Yerusalem. "Kami sedang mengubah Timur Tengah. Kami sedang mengubah dunia," kata Netanyahu.
Pernyataan resmi Israel mengatakan keduanya membahas prospek untuk mengembangkan proyek regional dan bilateral di berbagai bidang. Israel membuka kedutaan besar di Abu Dhabi pada bulan Januari.
Warga Palestina mengkritik pemulihan hubungan tersebut dan menganggapnya sebagai penghianatan atas perjuangan mereka.
(dea)