Dewan Perwakilan Amerika Serikat dilaporkan membatalkan sesi pertemuan pada Kamis (4/3) setelah aparat keamanan mendapat laporan ancaman terhadap Gedung Capitol Hill pada Rabu (3/3).
Peringatan soal ancaman itu disampaikan oleh kepolisian Capitol Hill usai mendapat masukan dari badan intelijen AS terkait potensi kerusuhan yang dilakukan sebuah kelompok militan yang tidak disebutkan namanya.
"Kami telah memperoleh informasi intelijen yang menunjukkan kemungkinan persekongkolan untuk membobol Capitol Hill oleh kelompok militan yang teridentifikasi pada 4 Maret," kata kepolisian Capitol Hill melalui pernyataan seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah melakukan peningkatan keamanan yang signifikan untuk memastikan perlindungan Kongres, warga, dan petugas polisi kami," ujar kepolisian menambahkan.
Laporan intelijen itu didapat setelah melacak sebuah forum daring para ekstremis sayap kanan yang menyerukan bahwa tanggal 4 Maret merupakan hari di mana mantan presiden, Donald Trump, akan kembali ke Washington untuk dilantik dan melanjutkan periode keduanya sebagai presiden.
Ancaman itu datang hampir dua bulan setelah pendukung Trump, termasuk kelompok QAnon, menyerbu Gedung Capitol dan mengepung Kongres pada 6 Januari lalu.
Beberapa pengikut teori konspirasi QAnon memang masih mempercayai bahwa Trump dicurangi dalam pemilu November lalu. Para pendukung Trump garis keras itu pun percaya bahwa sang idola akan merebut kemenangannya kembali dan mulai berkuasa lagi di Gedung Putih pada hari ini.
Tanggal 4 Maret memang menjadi hari pelantikan presiden AS sebelum konstitusi mengubahnya menjadi tanggal 20 Januari pada 1933 menyusul ratifikasi Amandemen ke-25.
Akibat ancaman tersebut, sejumlah petinggi DPR dan Senat mengeluarkan memo kepada para anggotanya terkait perubahan jadwal rapat-rapat pada hari ini akibat potensi protes yang berlangsung.
Para pejabat DPR mengatakan kepada anggota parlemen bahwa rapat pembahasan sejumlah undang-undang tidak akan lagi dilakukan pada hari Kamis. Beberapa rapat DPR bahkan dipercepat setelah mendapat peringatan soal ancaman kerusuhan pada hari ini.
Di Senat, departemen bidang senjata mengirim email kepada senator dan staf yang menguraikan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan, termasuk personel tambahan, yang diberlakukan di Capitol.
Meski ada ancaman, Senat berencana melanjutkan rapat pada Kamis siang dengan pengawalan ketat.
Biro Investigasi Federal (FBI) dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri juga menganggap ancaman kerusuhan massa pendukung Trump itu cukup serius hingga mengeluarkan buletin bersama pada Selasa (2/3) malam yang memperingatkan potensi kerusuhan pada 4-6 Maret.
Meski begitu, hingga hari ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kerusuhan akan terjadi.
Sejak kerusuhan di Capitol Hill pada Januari lalu, FBI mengatakan kasus ekstremisme domestik telah meningkat secara substansial dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari kelompok atau individu yang mendukung supremasi kulit putih.
(rds/evn)